Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Produksi Premium Cuma Rp 7.200, Kenapa Naik Jadi Rp 8.500?

Kompas.com - 19/11/2014, 07:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli mempertanyakan perhitungan yang digunakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menentukan besaran angka kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Per Selasa (18/11/2014), pemerintah resmi menaikkan harga BBM Rp 2000 per liter. Harga premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sementara BBM jenis solar naikd ari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.

Rizal mengaku sudah melakukan asumsi penghitungan biaya produksi BBM. Dengan harga minyak dunia yang saat ini berkisar 80 dollar AS per barel, seharusnya harga produksi BBM jenis premium hanya Rp 7.200 per liter.

"Kenapa pemerintah Jokowi menaikkannya hingga Rp 8500?" ujar Rizal, seusai membahas kenaikan harga BBM bersama pimpinan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/11/2014).

Jika harga jual BBM bersubsidi lebih tinggi daripada harga produksinya, ia khawatir pemerintahan Jokowi melanggar putusan yang telah dibuat Mahkamah Konstitusi.

"Putusan itu menyatakan harga BBM, karena merupkan kebutuhan strategis rakyat, tidak bsa diserahkan sepenuhnya kepada meknisme pasar," ujar Rizal.

Ia menilai, penetapan angka kenaikan ini tidak dilakukan secara transparan. "Tapi apa pun basis hitungan yang dinyatakan oleh Kementerian Keuangan dan pemerintah, mohon maaf tidak transparan, tidak terbuka, dan ngawur," kata dia.

Sebelumnya, terkait kebijakan menaikkan harga BBM ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dari waktu ke waktu, bangsa Indonesia kerap dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Meski demikian, kata dia, keputusan harus diambil.

Selama ini, kata Presiden, negara membutuhkan anggaran untuk sektor produktif, seperti membangun infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, anggarannya tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM yang terus menggelembung setiap tahun.

Bagi masyarakat miskin, pemerintah telah menyiapkan program perlindungan sosial berupa paket Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com