Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhyaksa: Penyakit Anak-anak Sekarang, "Mad of Joy" atau "Mad of Anger"

Kompas.com - 06/11/2014, 15:18 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan bahwa Pramuka akan berubah konsep mengikuti tren anak muda saat ini. Adhyaksa berharap Pramuka dapat menyelesaikan persoalaan-persoalan yang dihadapi para remaja belakangan ini.

"Oleh karena itu, misalnya, Pak Wapres mengharapkan supaya kenapa pertikaiaan pelajar terjadi, kenapa narkoba ini ada, di mana peran Pramuka selama ini? Kok Pramuka hanya kelihatan orang-orang yang namanya pakai seragam saja, tapi tidak kelihatan," kata Adhyaksa seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menyebutkan, generasi muda sekarang cenderung terbuka dan individualis. Muda-mudi sekarang ini kurang suka mengikuti organisasi seperti pramuka. Menurut dia, anak muda generasi 2010 terjangkit dua penyakit, yakni gila kesenangan dan gila amarah.

"Mad of joy, gila karena kesenangan. Saking senangnya, mereka sampai gila. Misalnya Suju (boys band Korea, Super Junior). Padahal sudah keinjak-injak, tetap teriak, 'Suju, Suju," kata Adhyaksa.

Adapun mad of anger merupakan fenomena anak muda yang mudah marah dan melakukan tindak kekerasan ketika marah. "Dikit-dikit bakar, dikit-dikit tusuk, bunuh, ini yang harus kita garap," kata dia.

Ia juga menilai anak muda saat ini menyukai film-film yang cenderung menyajikan kisah-kisah horor. Pemuda jarang menyaksikan tontonan yang menyajikan kisah-kisah pahlawan kemerdekaan yang sebetulnya patut dicontoh.

"Anak-anak kita sekarang itu FISIP, fakultas ilmu santet dan ilmu pelet, filmnya hantu datang bulan, suster ngesot, anak-anak kita jadi ngeri semua," kata dia.

Oleh karena itu, Adhyaksa mengatakan bahwa Pramuka membutuhkan dukungan pemerintah untuk menyembuhkan penyakit anak-anak muda tersebut. Selama ini anggaran untuk kegiatan Pramuka dianggapnya masih terbatas. "Anggaran tahun lalu sebelum saya itu Rp 40 miliar setahun. Padahal kita bayar gaji karyawan di Kwarnas saja sama di Cibubur itu sekitar Rp 600 juta sebulan," kata Adhyaksa.

Setelah pertemuan dengan Jusuf Kalla, Adhyaksa menyatakan bahwa Wapres akan mendukung kegiatan Pramuka asalkan Pramuka mengubah konsep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com