Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okky Asokawati Kritik Kartu Indonesia Sehat Jokowi

Kompas.com - 03/11/2014, 17:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Anggota DPR asal Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Okky Asokawati, mengkritik Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada Senin (3/11/2014). Ia mengungkapkan, ada sejumlah poin yang menjadi dasar kritiknya. 

Okky menyebut, alasan itu antara lain soal penggunaan KIS yang tak mengenal tempat alias bisa digunakan di mana saja. Hal itu berbeda dengan BPJS Kesehatan yang baru bisa digunakan di mana saja—hanya jika dalam keadaan darurat—karena program lama itu mengatur kuota pasien.

"Penerapan KIS berpotensi menimbulkan masalah di lapangan. Jika KIS dilakukan tanpa batas, bagaimana dengan sistem kuota yang berlaku di BPJS Kesehatan? Bagaimana pula dengan pembayaran dokter?" ujar Okky melalui siaran persnya, Senin (3/11/2014).

"Ini tentu berpotensi merepotkan pelaksanaan yang ada di lapangan. Padahal, pelaksanaan BPJS Kesehatan saja saat ini belum berjalan sempurna," lanjut dia.

Okky melanjutkan, merujuk pada keterangan pemerintah, disebutkan bahwa KIS pada dasarnya sama saja dengan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI). Namun, BPJS PBI, yang bersumber pada APBN, saat ini baru menampung 86,4 juta jiwa.

"Persoalan kedua, jika KIS sama dengan BPJS BPI, otomatis jumlah orang yang dijaring kian banyak. Pertanyaannya, dari mana anggaran program itu?" lanjut Okky.

Pada dasarnya, Okky mengapresiasi secara positif terhadap rencana pemerintah atas program yang disebut menjadi salah satu jaring pengaman sosial atas kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut.

Menurut Okky, jika diterapkan dengan benar, maka program itu mampu meningkatkan daya produksi masyarakat. Namun, melihat sejumlah kelemahan KIS, Okky menyarankan agar program ini disosialisasikan terlebih dahulu ke pusat pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Hal itu perlu dilakukan agar tidak muncul dualisme dalam sistem pelayanan kesehatan warga Indonesia.

Okky juga menyarankan agar pemerintah mengubah nomenklatur dari BPJS menjadi KIS. Menurut Okky, kebijakan itu akan jauh lebih rasional dan meminimalkan potensi masalah daripada menciptakan sistem baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com