Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pratikno, Anak Desa yang Bikin Jokowi Kepincut

Kompas.com - 27/10/2014, 10:36 WIB
Indra Akuntono

Penulis


KOMPAS.com
 — Sederhana, kata itulah yang secara spontan dapat mewakili sosok seorang Pratikno. Seorang anak desa yang mementingkan pendidikan dan pemberdayaan sosial sampai akhirnya Jokowi kepincut dan menunjuknya sebagai menteri di kabinetnya.

Pratikno adalah anak desa yang lahir pada 13 Februari 1962 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sejak lulus sekolah dasar, ia melanjutkan ke SMP yang jaraknya puluhan kilometer dari rumah sehingga terpaksa indekos. Kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai guru SD mengizinkannya indekos demi satu makna, yakni melanjutkan pendidikan.

Kampung halaman Pratikno dikelilingi hutan jati dan perkebunan tembakau. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro dan baru dialiri listrik pada awal 1990-an.

"Saya kos karena sekolahnya jauh dari kampung saya. Waktu saya itu kan enggak ada teman yang melanjutkan ke SMP, dari 13," kata Pratikno, saat dijumpai Kompas.com, di Jakarta, Selasa (21/10/2014) lalu.

KOMPAS.COM/ TRI WAHONO Rektor UGM Pratikno yang juga anggota tim sinkronisasi program kerja Jokowi-JK saat wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Achmad Subechi (kanan) dan Head Korlip KompasTV Zaki Amrullah di Jakarta, Selasa (22/10/2014).


Pratikno bercerita, ia dan keluarganya selalu hidup dalam kesederhanaan. Semuanya ia nikmati meski akrab dengan kesulitan.

Ia melanjutkan SMA di Kota Bojonegoro dan lulus tahun 1980. Setelah itu, Pratikno melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM.

"Saya kan anak desa, kalau universitas yang kami kenal dan ternama, ya hanya UGM," ujarnya.

Semasa menjadi mahasiswa di UGM, Pratikno sempat merasa minder karena status sosialnya. Tetapi, berbekal tekad kuat, ia pernah menjadi mahasiswa terbaik di jurusannya saat memasuki semester III. Ia juga bergabung dengan kelompok diskusi dan sering memenangi lomba riset mahasiswa.

Selain itu, pada pertengahan tahun 1980, Pratikno telah mulai mengirimkan tulisan ke beberapa media terkemuka di Pulau Jawa. Honor yang ia dapat digunakan untuk biaya hidup di Yogyakarta.

Pratikno melanjutkan pendidikan master dan doktornya di luar negeri. Ketika kembali ke desanya pada medio 1990-an, ia membentuk sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Ademos Indonesia. Lembaga ini merupakan wadah untuk masyarakat bersama-sama mengembangkan diri, mengadvokasi, serta membentuk kelompok peternak dan mengembangkan teknologi peternakan.

"Selesai saya studi, saya merasa harus membuat masyarakat happy, harus membantu masyarakat, makanya saya dirikan lembaga untuk sinau bareng (belajar bersama)," ucap pria yang sejak 2012 menjabat sebagai Rektor UGM itu.

KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno


Dalam bayangannya, ia tak pernah berpikir akan menjadi seorang menteri. Pada awal masa kuliahnya, sempat tebersit mimpi ingin menjadi camat.

"Camat itu sangat dihormati di desa saya, rumah saya dari kantor kecamatan itu jaraknya 18 kilometer," tuturnya.

Sebagai seorang akademisi, Pratikno mengenal Jokowi cukup dekat. Ia dipercaya menjadi anggota tim sinkronisasi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla. Pratikno, bersama Andrinof Chaniago dan Cornelis Lay, adalah orang yang menyatukan semua usulan kelompok kerja Tim Transisi dan menetapkan langkah prioritas pelaksanaannya sebagai masukan kepada Presiden.

Saat ditanya soal tawaran menteri, ia tak pernah memikirkannya sampai akhirnya namanya diumumkan Jokowi sebagai Menteri Sekretaris Negara di Kabinet Kerja pada Minggu (26/10/2014) sore. 

"Saya enggak pernah dihubungi Pak Jokowi dan berbicara soal menteri. Ibarat wawancara, itu wawancara sudah lama terjadi," pungkasnya saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com