Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Matahari Kembar

Kompas.com - 21/10/2014, 07:20 WIB

Posisi ini merupakan polis asuransi bagi Jokowi tak perlu gelisah diikuti bayang-bayang JK kelak, membuat keduanya kelak bergandeng tangan dan bahu-membahu mengendalikan kemudi bangsa.

Pengalaman menjalankan roda pemerintahan dari level daerah yang dimiliki Jokowi digandengkan dengan pengalaman pemerintahan di level pusat yang dipunyai JK adalah sebuah kombinasi saling memerlukan dan bergantung. Bukan pengalaman yang berbeda, lalu bersilangan dan konfrontatif.

Dalam sejarahnya, JK adalah tokoh yang memelopori otonomi daerah lewat Tap MPR ketika beliau duduk sebagai anggota MPR Utusan Daerah, sementara Jokowi adalah pelaku pelaksanaan otonomi daerah di Kota Solo. Maka, dalam menjalankan roda pemerintahan pada era otonomi daerah sekarang ini, Jokowi-JK merupakan duet tangguh. Mereka saling butuh, bukan saling tohok.

Faktor lain yang membuat pasangan ini tidak berpotensi melahirkan konflik: keduanya setidaknya hingga saat ini media darling. Status ini membuat tidak ada di antara mereka yang menyimpan rasa sesak napas karena yang satu banyak diberitakan, sementara yang satu lagi sepi dari peliputan.

Keduanya obyek kamera, sumber tulisan, dan medan magnet bagi peliputan. Fakta yang bertaburan selama ini, keretakan duet persekutuan banyak dipicu karena keterpihakan media kepada salah satunya.

Sebagai pasangan usungan PDI-P, Jokowi-JK direkatkan sebuah semen yang diambil dari prinsip Bapak Bangsa Bung Karno: ”Sungguh Tuhan hanya mem- beri hidup satu kepadaku, tidak ada manusia mempunyai hidup dua atau hidup tiga. Tetapi hidup satunya akan kuberikan, insya Allah, seratus persen kepada pembangunan Tanah Air dan bangsa. Dan jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun akan aku persembahkan kepada Tanah Air dan bangsa.” Selamat berduet.

Hamid Awaludin
Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

CATATAN:
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di Harian Kompas edisi Senin (20/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com