Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono, JK, dan Cerita Ban Serep

Kompas.com - 20/10/2014, 19:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lima tahun lalu, 20 Oktober 2009, Boediono melakukan prosesi pisah sambut di Istana Wakil Presiden bersama mantan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla. Kala itu, di hadapan ratusan pegawai Sekretariat Negara, JK berpesan kepada Boediono agar berperan aktif dalam tugas negara.

JK mengatakan, jangan sampai posisinya sebagai wakil presiden hanya ban serep ketika presiden tengah ke luar negeri.

"Saya terngiang pesan Bapak (JK). 'Pak Boed sebagai wapres jangan jadi ban serep.' Tapi memang nasib wapres itu jadi ban serep," kata Boediono, saat berpamitan di depan pegawai Istana Wakil Presiden, Senin siang.

Boediono mengatakan, apa yang saat ini ia lakukan hanya mengembalikan apa yang telah ia pinjam dari JK sebelumnya. Saat itu, JK memberikan sebuah buku yang berisi memori masa akhir jabatan wakil presiden kepada dirinya. Kini, giliran buku itu yang diserahkannya kepada JK.

"Apa yang telah saya lakukan, saya sampaikan dalam buku kecil ini. Ada catatan dan semoga bisa ada perubahan dan perbaikan di masa yang akan datang. Saya ucapkan selamat bertugas, Bapak," ujar Boediono.

Pada hari ini, Jokowi dan JK resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden 2014-2019.

Sementara itu, JK mengatakan, makna "ban serep" yang dimaksudnya adalah jika seorang wapres hanya bertindak sebagai ban serep maka ia diibaratkan sebagai pemain cadangan dalam sebuah permainan sepak bola yang jarang diturunkan di lapangan untuk bertanding.

"Wapres ini pembantu presiden. Namanya pembantu mesti kerja kan, masa pembantu tidak kerja," kata JK.

Ia juga meminta agar seluruh staf Istana Wakil Presiden dapat membantu kinerja staf Istana Negara secara optimal. Menurut dia, menjalankan tugas kenegaraan merupakan amanah konstitusi.

"Saya yakin, apa pun beratnya masalah kalau diselesaikan bersama akan mudah diselesaikan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, JK juga sempat mengutarakan rasa kagumnya atas apresiasi masyarkat terhadap pelantikan dirinya dan Jokowi. Sepanjang pelaksanaan kirab budaya dari mulai Bundaran Hotel Indonesia sampai Istana Negara, masyarakat tak berhenti berteriak dan mengucapkan selamat. Namun, ia mengatakan, euforia kegembiraan masyarakat itu mahal harganya. Sambutan masyarakat itu membawa pesan bahwa pemerintahan yang akan datang memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mempertahankannya.

"Sepanjang jalan saya cerita ke Pak Jokowi, ini beban besar yang harus kita berikan kepada masyarakat. Ekspektasi masyarakat sangat besar," kata JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com