Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Hadiri Pelantikan Jokowi, Megawati-SBY Tak Juga Bertemu

Kompas.com - 20/10/2014, 12:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kembali gagal bertemu. Keduanya tak juga bertatap muka meski sama-sama hadir di acara pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden RI periode 2014-2019 di Gedung MPR/DPD/DPR RI, Jakarta, Senin (20/10/2014).

Megawati hadir di lokasi pelantikan pada pukul 08.30 WIB. Ia duduk berdampingan dengan Presiden ketiga RI BJ Habibie di sisi kanan dan istri mendiang Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Shinta Nuriyah, di sisi kirinya.

Adapun SBY tiba di lokasi kira-kira pukul 10.00 WIB. Ia duduk di kursi yang berdampingan dengan Jokowi di atas podium Ruang Rapat Paripurna I, Gedung Nusantara.

Seusai seremoni pelantikan, Megawati beranjak dari kursinya dan menuju ruangan VVIP di lantai dasar. Sementara itu, SBY bersama Jokowi masih sempat berfoto bersama di depan Ruang Sidang Paripurna I.

Tak lama berselang, SBY pergi meninggalkan lokasi menuju Istana Negara. Ia akan mengikuti acara pisah sambut dengan Presiden Jokowi di Istana tersebut.

Sekitar 30 menit setelah kepergian SBY, Jokowi dan Jusuf Kalla keluar dari ruang VVIP. Tidak lama kemudian, Megawati juga tampak keluar bersama Puan Maharani dan Pramono Anung.

Megawati tak mengeluarkan satu kata pun saat ditanya mengenai pertemuannya dengan SBY. Sama halnya dengan Megawati, Pramono juga menolak berkomentar. "Sudahlah, ini kan acaranya pelantikan," ucap Pramono.

Hubungan antara Megawati dengan SBY tak kunjung cair dalam beberapa tahun ini. Hal ini memengaruhi konstelasi politik nasional dan memengaruhi dukungan parlemen pada pemerintahan Jokowi-JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com