Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Hatta, Jokowi Mengaku Hanya Bersilaturahim

Kompas.com - 02/09/2014, 12:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara soal pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa di kediaman Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Jakarta, Senin (1/9/2014) malam. Menurut dia, pertemuan tersebut hanya silaturahim biasa.

"Pertemuannya silaturahim, kok ngapain. Silaturahim dan Pak Hatta mengucapkan selamat kepada saya dan Pak JK," kata Jokowi di Balaikota, Jakarta, Selasa (2/8/2014) siang.

Jokowi menilai wajar jika pertemuan yang dilangsungkan di kediaman Surya Paloh itu berlangsung secara tertutup. Menurut dia, tidak ada yang aneh dan harus dicurigai dalam pertemuan itu.

"Masa (ketemunya) di lapangan," ujar Jokowi.

Namun, saat ditanya apakah pertemuan tersebut membicarakan arah koalisi, Jokowi tak menjawabnya dengan tegas. Dia tidak membenarkan, tetapi tidak pula membantah.

"Kita makan lemper, lempernya enak," kilah Jokowi.

Pertemuan tertutup pada Selasa malam memang terkesan dirahasiakan dari media. Saat Jokowi berangkat dari kediamannya di Taman Suropati, wartawan peliput kegiatan Jokowi tak diizinkan mengikuti iring-iringan mobil Gubernur DKI Jakarta itu.

Semua petugas keamanan di rumah Paloh juga tak banyak memberikan informasi. Beberapa di antara para petugas keamanan di rumah Paloh bahkan membantah ada Hatta di sana.

Saat keluar dari rumah Paloh, Jokowi hanya berkomentar singkat. "Besok, besok, besok," kata Jokowi.

Di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, pagi tadi, Hatta juga memberikan jawaban yang serupa dengan Jokowi. Menurut dia, pertemuan tersebut hanya silaturahim dan ia mengucapkan selamat kepada Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com