SURABAYA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa, salah satu partai politik pendukung pasangan presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, meminta koalisi pemenang Pemilu Presiden 2014 itu membuka diri terhadap masuknya mitra koalisi tambahan.
Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar mengungkapkan, setidaknya ada tiga partai yang berpotensi merapat ke koalisi Jokowi-JK. Ketiganya adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Adapun Partai Golkar dianggap sulit bergabung karena sudah jelas memutuskan ingin menjadi oposisi.
"Kalau Demokrat tidak mau, ya, PAN. Kalau PAN tidak mau, PPP. Saya sudah tahu persis, (bagaimana) baiknya Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat). Kami juga pernah dalam satu koalisi dengan PAN dan PPP. Ini semua usulan saya, nanti keputusan akhir bergantung pada ketua-ketua umum partai koalisi (pendukung Jokowi)," kata Muhaimin di sela-sela Muktamar PKB 2014 di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/8/2014).
Muhaimin juga berharap, demi terciptanya rekonsiliasi politik, 10 kursi pimpinan MPR dan DPR sebaiknya dibagi rata untuk 10 partai di parlemen. ”Saya akan berjuang, melobi, dan berdoa untuk semua partai agar 10 kursi (pimpinan DPR/MPR) dibagi. Kalau ada persaingan radikal, akan deadlock (jalan buntu). Kalau semua parpol berjiwa besar, jangan begitu,” katanya.
Harapan Muhaimin soal koalisi itu sejalan dengan prinsip PKB yang ingin mewarnai pemerintahan mendatang. Dalam wawancara dengan Kompas baru-baru ini, Muhaimin menyatakan, dengan kuatnya basis warga Nahdlatul Ulama (NU) dan mengakarnya daya dukung ulama, PKB berupaya mewarnai pemerintahan. ”Kami mendorong pemerintahan untuk menegakkan hukum, memberdayakan ekonomi, dan pendidikan. Kami juga akan membentengi pemerintahan dari pengaruh ideologi radikal,” ujarnya.
Dinilai sukses
Hingga Sabtu malam, dukungan dari mayoritas Dewan Pengurus Wilayah PKB agar Muhaimin kembali memimpin partai menguat. Sosok ini dinilai sukses menyatukan hampir semua faksi sehingga perolehan suara partai meningkat pada pemilu legislatif dan berhasil berkoalisi memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pemilu Presiden 2014.
Aspirasi itu disampaikan beberapa ketua dewan pengurus wilayah (DPW) di sela-sela majelis permusyawaratan wilayah (MPW), salah satu rangkaian Muktamar PKB, Sabtu sore. MPW dihadiri perwakilan DPW dari seluruh Indonesia serta DPP dari Jakarta. Acara dibuka Ketua Dewan Syuro PKB Abdul Aziz Manshur, dan pidato awal Muhaimin Iskandar.
Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas mengungkapkan, sebagian besar DPW menilai, selama 2014 Muhaimin berhasil memimpin partai sehingga perolehan suara pada pemilu legislatif meningkat. Dia juga sukses berijtihad politik dengan berkoalisi memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam pilpres. Karena itu, mayoritas DPW menghendakinya kembali memimpin.
”Untuk mempertahankan kesuksesan ini, kami akan mempertahankan Muhaimin sebagai ketua umum. Kami bersama semua DPW lain kompak, punya pendapat sama,” katanya.
Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar menilai, kondisi, struktur, serta jaringan internal dan eksternal partai terjaga di bawah Muhaimin. Kepemimpinannya sukses mempersatukan kader partai sehingga partai itu lebih diperhitungkan.
”Setelah terpuruk pada Pemilu 2009, perolehan suara PKB di 2014 sangat signifikan. Semua ini tentunya berangkat dari konsolidasi yang terencana, bukan tanpa proses,” katanya.
Ketua DPP PKB Marwan Jafar menambahkan, para ketua DPW dan DPC di seluruh Indonesia sudah bulat menghendaki Muhaimin menjadi ketua umum lagi. ”Dia sukses memimpin partai, kursi legislatif naik, dan memenangkan Jokowi dalam pilpres, termasuk unggul dalam pertarungan di Jatim. Kini dia kader senior,” katanya.
Jika semua ketua DPW sepakat, kemungkinan besar Muhaimin bakal dipilih secara aklamasi atau musyawarah mufakat sebagai ketua umum PKB lagi, Minggu malam. Jika musyawarah mufakat sulit digelar, baru dilakukan pemungutan suara. Namun, kemungkinan itu kecil.
Terhadap aspirasi itu, Muhaimin menghargainya dan menyatakan siap memimpin kembali PKB. Dia berharap muktamar tidak diwarnai kompetisi berlebihan atau konflik, apalagi politik uang. ”Kalau hari ini DPW-DPW menghendaki saya menjadi ketua umum, sebagai kader, saya tak bisa mengelak. Saya siap saja,” katanya.