Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Prabowo-Hatta Ingatkan Persoalan DPKTb Bukan Sebatas Persoalan Angka

Kompas.com - 19/08/2014, 15:50 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menjadikan persoalan daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) bermasalah pada Pilpres 2014 sebagai salah satu dalil gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Menurut mereka, persoalan utama atas hal itu bukan terletak pada banyak sedikitnya jumlah DPKTb bermasalah.

Setidaknya, ada sekitar 2,9 juta DPKTb bermasalah yang didalilkan kubu Prabowo-Hatta dalam gugatannya. Namun, meskipun nantinya majelis hakim MK mengabulkan gugatan mereka dan menyatakan perlu dilakukan pemungutan suara ulang (PSU), suara itu tidak akan berdampak terlalu signifikan terhadap suara pasangan Prabowo-Hatta. Sekalipun, seluruh suara DPKTb itu nantinya akan memilih Prabowo-Hatta pada saat PSU.

“Tidak bisa seperti itu. Kita ilustrasikan ketika kalau ada satu orang tertangkap tangan memilih dua kali dalam satu TPS, maka seluruhnya dilakukan PSU,” kata anggota tim advokat Prabowo-Hatta, Habiburokhman, usai menyerahkan kesimpulan sidang di Gedung MK, Selasa (19/8/2014).

Untuk diketahui, jumlah selisih suara antara pasangan Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK mencapai 8,4 juta suara. Sementara, ada sekitar 128.000 tempat pemungutan suara yang menurut kubu Prabowo-Hatta terjadi kecurangan saat pilpres berlangsung.

“Kita di satu sisi harus berbicara kepentingan hukum, di sisi lain kita harus berbicara mengenai tidak bisanya kita menghilangkan hak konstitusional warga negara,” ujarnya.

Habib berharap, MK dapat mengabulkan permohonan yang diajukan oleh pihaknya. Setidaknya, MK dapat memutuskan dilaksanakan pemungutan suara ulang pada seluruh TPS yang menurut mereka bermasalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com