Selain itu, memberdayakan peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, dan Forum Pembauran Kebangsaan untuk mengantisipasi munculnya gerakan penganut NIIS.
Menurut Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Arif Darmawan, wilayah yang menjadi kantong-kantong kelompok terorisme selama ini menjadi basis dukungan NIIS. Wilayah-wilayah tersebut, misalnya, Solo (Jawa Tengah), Bekasi (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Bima (Nusa Tenggara Barat), Sulawesi Tengah, dan Aceh.
Namun, menurut Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Agus SB, yang dikhawatirkan justru penyebaran ideologi radikal dan kekerasan di internet. Isu keagamaan sangat rawan bagi anak-anak muda yang memiliki pemahaman keagamaan yang masih kurang matang.
Selain itu, lanjut Agus, warga negara Indonesia, terutama kalangan pelajar di negara-negara Timur Tengah, juga rawan terpengaruh dengan ideologi radikal dan kekerasan NIIS. ”Kalau yang dari Indonesia ke Irak atau Suriah, mungkin sedikit. Namun, pelajar kita di sana (negara Timur Tengah) kan banyak,” katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, polisi pernah menangkap Arif Setiawan, yang diduga merekrut orang-orang di Indonesia untuk diberangkatkan ke Suriah. Arif ditangkap di Jawa Timur, beberapa bulan lalu.
Di beberapa daerah gerakan mencegah penyebaran NIIS terus berlangsung, salah satunya di Cilacap, Jawa Tengah. Polres Cilacap memperketat pengamanan di Pulau Nusakambangan setelah terungkap foto pembaiatan NIIS oleh sejumlah narapidana kasus terorisme, termasuk Abu Bakar Ba’asyir, di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih. Polisi diperbantukan karena sipir mulai terancam napi.
Ba’asyir kemarin menyerahkan bendera dan kaus bergambar lambang NIIS kepada petugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Anggota Tim Pengacara Muslim, Hasyim Abdullah, mengatakan, hal itu dilakukan sebagai bukti Ba’asyir tak terkait NIIS.
Pada hari Kamis, upaya mengatasi penyebaran NIIS juga berlangsung di Yogyakarta, Banyuwangi, Surabaya, dan Pontianak. (IAM/APA/FER/ESA/GRE/HRS/NIT/ILO/HEI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.