Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tidak Senang Ditanya soal Dana Tim Transisi

Kompas.com - 07/08/2014, 21:09 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo mengungkapkan kejengahannya ketika ditanya mengenai transparansi dana tim transisi. Raut wajahnya seketika berubah ketika diminta wartawan untuk menjelaskan sumber dana dan penggunaannya.

"Masih tanya-tanya soal dana? Ini kan belum berjalan. Kalau pengeluaran hari ini Rp 2 juta harus saya sampaikan ke kamu, kalau besok dipakai Rp 3 juta, saya sampaikan ke kamu?" kata Jokowi, di Kantor Transisi, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2014) malam.

Setelah menyampaikan jawaban itu, Jokowi langsung menyatakan bahwa dirinya masih mampu secara pribadi menggelontorkan dana untuk biaya operasional tim transisi. Ia menegaskan, dana sumbangan baru akan digunakan ketika dirinya tak mampu lagi membiayai.

"Saya sendiri juga masih kuat. Kalau tidak mampu, baru ke parpol, ke Bu Rini (Kepala Tim Transisi) atau Pak JK. Memang biaya ini apa, seperti menggunakan dana besar sekali. Saya tidak senang kamu tiap hari tanyakan soal itu," ungkapnya.

Selanjutnya, Jokowi berjanji akan transparan menyampaikan sumber dana dan penggunaannya setelah tim transisi selesai bertugas. Tim transisi ini diproyeksikan bertugas paling lama sampai Jokowi-Jusuf Kalla dilantik pada 20 Oktober 2014 nanti.

"Kalau pengeluarannya sudah ada, ini kan beda. Kalau saya hanya menggunakan Rp 15.000-Rp 20.000, masa saya laporin ke kamu. Nanti pasti kita sampaikan, tidak setiap hari harus saya sampaikan ke kamu," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, mengatakan siap diaudit terkait sumber dana dan penggunaan biaya operasional. Menurut Hasto, kesiapan diaudit itu dilakukan sejalan dengan semangat transparansi pengelolaan keuangan kubu Jokowi-JK.

Hasto menjelaskan, tim gotong royong Jokowi-JK memiliki sekitar 1.100 lembar data lengkap mengenai sumber dana dan catatan dana yang telah dialokasikan. Semuanya akan dibuka pada waktunya dan atau ketika diminta sebagai bukti transparansi.

"Kami siap diaudit dan sesuai dengan tema, kami siap dipublikasikan," kata Hasto.

Dalam kesempatan terpisah, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Anies Baswedan, berbeda keterangan dengan Jokowi. Ia menuturkan, sumber dana operasional tim transisi berasal dari sumbangan partai pendukung. Ia memastikan, seluruh dana operasionalnya tidak berasal dari kas negara atau sumber dana yang menabrak aturan hukum.

"Sumbernya dari partai-partai, bukan APBN," ucap Anies.

Meski begitu, Anies belum bersedia menjelaskan secara gamblang mengenai besaran dana yang digunakan untuk operasional tim transisi, termasuk biaya sewa rumah dengan lahan seluas sekitar 100 meter persegi yang dijadikan kantor di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat.

Rumah tersebut memiliki enam ruangan. Satu ruangan rapat utama ada di lantai dua, sementara ruang lainnya di lantai satu. Di lantai satu terdapat ruangan khusus untuk Jokowi dan JK yang posisinya berhadap-hadapan.

Seperti diketahui, Jokowi-JK membentuk tim transisi ini untuk menjalankan sejumlah tugas, di antaranya mempersiapkan hal strategis yang berkaitan dengan perencanaan pemerintahan 2015. Ketua Tim transisi adalah mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini M Soemarno dibantu empat deputi, yakni Hasto Kristiyanto, Akbar Faizal, Anies Baswedan, dan Andi Widjajanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com