Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Kisruh di Hongkong karena Pemilih yang Sudah "Nyoblos" Ingin "Nyoblos" Lagi

Kompas.com - 07/07/2014, 15:22 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat terkait kekisruhan pemilu presiden di Victoria Park, Hongkong. Menurut dia, kekisruhan tersebut dipicu oleh kedatangan pemilih yang sudah mencoblos ke tempat pemungutan suara yang sudah ditutup.

"Tapi kosong TPS itu. Victoria Park sudah kosong. 30 menit setelah dinyatakan ditutup tiba-tiba gerombolan orang datang menyatakan, 'Kami belum memilih'," kata Muhammad di Jakarta, Senin (7/7/2014).

"Sementara jarinya sudah warna hitam semua," lanjut dia.

Muhammad membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa massa yang datang tersebut belum memilih. Dia mengatakan, kedatangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap beberapa orang yang belum memilih.

Muhammad yang berada di lokasi saat kejadian mengatakan, penyelenggara tidak mungkin tidak melayani hak WNI untuk memilih jika sudah antre di TPS. Dia pun menegaskan, apabila para pemilih masih antre meski sudah lewat batas waktu pukul 17.00, maka akan tetap dilayani.

"Tapi media menganggap orang itu belum memilih. Demi Allah tidak seperti itu," tandas dia.

Sebelumnya, pemungutan suara Pilpres 2014 yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (6/7/2014) sore. Ratusan orang mengamuk dan merobohkan pagar tempat pemungutan suara yang ditutup sebelum mereka memberikan suara. Celetukan panitia memperburuk situasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com