Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kericuhan Pemungutan Suara di Hongkong

Kompas.com - 07/07/2014, 03:53 WIB

Pukul 16.00

PPLN tidak membuat kebijakan untuk mengantisipasi antrean yang luar biasa banyak. Baru pada pukul 16.00, panitia membuka dua pintu. Karena antrean di ring tiga sangat banyak, sampai pukul 17.00 mereka tetap belum bisa memilih. "Seharusnya PPLN bisa menambah bilik suara. Ada enam bilik suara dari 13 TPS," kecam Syaiful.

Pukul 17.00

Sekitar 500 sampai 1.000 orang masih mengantre di ring satu. Mereka terdaftar di DPT, ada juga yang tidak terdaftar. Setelah pukul 17.00, TPSLN ditutup, tetapi ada beberapa pemilih meminta tetap diperbolehkan masuk dan menggunakan hak pilih. Hanya beberapa orang yang bisa masuk dan selebihnya tetap di luar pagar.

"Saya sendiri memilih di Hongkong 10 menit sebelum pukul lima sore. Bagi siapa pun yang membawa undangan bisa langsung masuk. Mudah," terang Syaiful. Namun, bagi pemilih yang sebelumnya tidak mendapat pemberitahuan memilih, kata dia, tak semudah itu prosesnya.

Buruh migran akhirnya berdemo di depan pintu masuk karena merasa dapat surat undangan dan panggilan, tetapi tak bisa memilih. Sayang, PPLN tidak merespons sama sekali demo para pemilih, sekaligus tak ada antisipasi dan langkah apa yang harus dilakukan.

Ketua PPLN tak memberikan solusi sama sekali. Justru anggota PPLN yang ke depan menemui para pendemo, tetapi tak menjawab tuntutan pemilih. Setelah tak ada respons, pemilih berdemo. Para pemilih lalu menerobos pagar pembatas di ring pertama dan mengejar PPLN.

Kepada siapa saja yang bisa ditemui, para pemilih ini meminta bisa memilih. Saat itu, kata Syaiful, ada Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad, serta dua anggota Komisi Pemilihan Umum, yakni Sigit Pamungkas dan Juri Ardiantoro.

"Beliau tidak ada solusi sama sekali dan diserahkan ke PPLN. Pemilih Hongkong sampai memaki-maki. Tetap sampai mereka pulang pukul tujuh malam tidak ada keputusan KPU dan Bawaslu. Lalu Ketua PPLN memutuskan mereka tetap tidak bisa memilih," papar Syaiful.

Diketahui, sebanyak 23.863 pemilih yang tercatat memberikan hak suaranya di 13 TPS dari total DPT lebih dari 100.000. Ada konfirmasi jumlah pemilih yang memberikan suara lewat pos mencapai 18.000 orang.

Pukul 19.15

Para pemilih merangsek masuk ke ring satu dan menemui PPLN. Ada informasi beredar, ujar Syaiful, Keua Bawaslu nyaris memukul pemilih yang mengumpatnya saat buka puasa. Tribunnews berusaha mengonfirmasi Muhammad, tetapi telepon selulernya tak aktif.

"Tapi saya tidak melihat secara langsung. Memang teman-teman ramai berita itu. Kami masih cari bukti-bukti itu, video atau apa pun masih dikumpulkan. Kami masih cari pengawas yang memiliki rekaman," katanya.

(Yogi Gustaman/Agung Budi Santoso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com