Kunci untuk menanggulangi residu-residu demokrasi itu adalah pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan melek media (media literacy). Ini yang terasa kosong dan tidak ada yang mengerjakan menjelang pilpres kali ini. Masyarakat perlu terus-menerus diingatkan bahwa informasi media tetap penting, tetapi perlu disaring dan disikapi secara kritis.
Media bisa saja salah, berpihak atau disetir oleh kepentingan politik tertentu. Ada media yang profesional, ada media yang abal-abal. Oleh karena itu, masyarakat harus didorong untuk bersikap rasional terhadap media. Penegakan peraturan yang dilakukan KPI dan Dewan Pers juga sangat bergantung pada pendidikan melek media ini.
Satu hal lagi, demokrasi di Indonesia sesungguhnya belum mapan benar. Bandul politik bisa saja tiba-tiba mengarah ke politik yang otoritarian seperti telah terjadi di Mesir dan Thailand. Kita tidak dapat memastikan sikap pemerintahan mendatang lebih ramah terhadap kebebasan pers dan berpendapat.
Karena itu, semestinya kita lebih bijaksana menggunakan kebebasan itu. Bisa jadi kesembronoan kita dalam menggunakan kebebasan itu akan menjadi alasan bagi pemerintahan mendatang untuk kembali mengatur-atur kehidupan pers dan masyarakat sipil seperti dahulu kala.
Agus Sudibyo
Direktur Eksekutif Matriks Indonesia