Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Perempuan Apa Saya Ini...

Kompas.com - 27/05/2014, 13:35 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak pernah kehabisan cerita untuk diselipkan di dalam pidato politiknya. Segudang pengalaman yang dimilikinya terus dibuka sedikit demi sedikit kepada publik, termasuk melalui media massa.

Saat berpidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, di Ancol, Jakarta, Selasa (27/5/2014), Megawati bercerita tentang saat dia secara resmi menjadi kader PDI (sebelum PDI Perjuangan) pada medio 1986.

Megawati bertutur, tak lama setelah mendaftar, dia berbincang dengan almarhum suaminya, Taufiq Kiemas. Kepada Taufiq, dia mengatakan bahwa suatu ketika dia akan menjadi ketua partai. "(Saat itu) suami saya bilang, 'Mana bisa? Kamu kan perempuan'," ujar Megawati.

Menanggapi komentar Taufiq, Megawati pun menjawab, "Saya bilang, lihat saja, perempuan apa saya ini," ujar dia sembari mengatakan bahwa Taufiq merupakan sparring partner untuknya. Megawati pun bertutur di depan forum ini bahwa dia merasa bertanggung jawab menyelesaikan tugas dari mendiang ayahnya, Soekarno.

"Saya sudah dikasih tugas, makanya saya (jadi) perempuan 'aneh', yaitu menjaga NKRI," kata Megawati. Namun, Megawati mengatakan, iklim politik di Indonesia memang aneh. Sampai sekarang baru dia yang menjadi ketua umum partai.

Dalam kesempatan itu, Megawati pun meminta rakyat lebih cerdas mengenali pemimpin sebelum memutuskan penggunaan hak pilihnya. "Saya akan meneruskan perjuangan Bung Karno dengan seluruh hati dan jiwa saya," ujar dia.

Pilihan mengusung Joko Widodo sebagai bakal calon presiden, menurut Megawati, merupakan bagian dari upaya meneruskan dan mewujudkan perjuangan Bung Karno itu. Bahkan dia bertutur "berkomunikasi" dengan mendiang ayahnya soal sosok Jokowi.

Bersama Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI, PDI-P pun mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden dan menyandingkannya dengan Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com