Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Majelis Syariah PPP: Prabowo-Hatta Tak Laku di Lingkungan NU

Kompas.com - 14/05/2014, 21:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan kecewa atas keputusan bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto yang memilih Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa sebagai bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pemilu Presiden 2014. Duet Prabowo-Hatta dianggap tak akan mendapatkan simpati dari kalangan Nahdliyin.

"Duet Prabowo-Hatta susah untuk memasarkannya di kalangan Nahdliyin (warga NU)," kata Ketua Harian Majelis Syariah PPP KH Nur Muhammad Iskandar, dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (14/5/2014).

Sebagai salah seorang pendukung Prabowo, Nur Muhammad mengaku kecewa karena mantan Danjen Kopassus tersebut tidak menggandeng tokoh NU. Menurut dia, jika Prabowo menggandeng tokoh NU, peluang untuk menang semakin besar.

"Awalnya kita gadang Prabowo–SDA (Suryadharma Ali), tapi ternyata gandeng yang lain dan bukan dari NU," katanya.

Nur, yang sempat menghadiri kampanye Gerindra bersama Suryadharma, Maret lalu, memprediksi, warga NU yang awalnya mendukung Prabowo bisa saja mengalihkan dukungannya kepada bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo.

"Kader PPP juga bakal banyak lari ke Jokowi yang kabarnya gandeng Jusuf Kalla yang juga kader NU," ujar Nur.

Mengenai kemungkinan mengalihkan dukungan, Nur Muhammad Iskandar enggan berspekulasi. Menurut dia, peserta Rapimnas II PPP, yang pada saat mengambil keputusan mendukung Prabowo, beranggapan bahwa pilihan cawapres Prabowo adalah Suryadharma Ali.

Seperti diketahui, pada hari ini, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Amanat Nasional (PAN) menetapkan partai yang memiliki basis Muhammadiyah itu berkoalisi dengan Partai Gerindra. Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa juga disepakati menjadi bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo. Pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh Partai Gerindra, PAN, dan PPP.

Sebelumnya, pada Selasa (13/5/2014) kemarin, Prabowo-Hatta juga telah menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta izin maju dalam Pemilu Presiden 2014. Hatta menyatakan telah mengantongi restu SBY untuk maju bersama Prabowo. Ia juga menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

"Saya menteri aktif tentu harus melaporkan ke Bapak Presiden sesuai aturan yang berlaku, pejabat negara, menteri, ikut serta dalam pemilihan presiden dan wakil presiden ketentuannya harus mengundurkan diri dan mendapat restu dari presiden," kata Hatta seusai pertemuan dengan SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com