Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjaan Rumah Presiden Terpilih

Kompas.com - 08/05/2014, 07:16 WIB

Sulit membayangkan perekonomian negara akan efisien dan maju dalam budaya percaloan yang kuat seperti sekarang, sehingga Indonesia menjadi country of middlemen.

Prioritas kebijakan

Jika mampu mengatasi persoalan politik tersebut, presiden terpilih mesti fokus mengerjakan peran negara di atas.

Pertama, keamanan, yang berarti adanya kondisi yang damai untuk melakukan kegiatan ekonomi. Dalam konteks Indonesia sekarang, perlu dijaga agar konflik, seperti yang pernah terjadi di Aceh, Papua, dan Ambon, sama sekali tidak terjadi.

Kedua, menjaga keteraturan yang berkaitan langsung dengan kemudahan dan kepastian dalam melakukan aktivitas ekonomi. Smith menyebutkan perlunya perlindungan terhadap modal. Bagi para pelaku ekonomi, masalah yang harus diselesaikan presiden adalah ekonomi biaya tinggi dan proses yang berbelit, perlindungan hak milik, dan kepastian dalam proses peradilan.

Keteraturan ini akan menguntungkan pelaku ekonomi secara inklusif, bukan hanya pengusaha besar. Faktanya, usaha mikro dan kecil yang berjumlah sekitar 17 juta unit merupakan kelompok paling terdampak ekonomi biaya tinggi karena modal yang terbatas dan ketidakmampuan mengalihkan lokasi usaha.

Ketiga, mengatasi kekurangan infrastruktur yang selama ini menjadi kendala koneksi ekonomi antardaerah. Infrastruktur yang memadai tersebut bakal melahirkan pusat- pusat pertumbuhan baru di seluruh Indonesia dan di daerah pedesaan, sekaligus mengoreksi konsentrasi produk domestik bruto (PDB) di Pulau Jawa yang mencapai sekitar 56 persen.

Keempat, meningkatkan kualitas pendidikan—dengan secara strategis memanfaatkan besarnya anggaran pendidikan—yang pada gilirannya berkontribusi pada kegiatan ekonomi yang lebih produktif.

Jika mampu fokus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut, presiden terpilih akan menjadi pembeda arah ekonomi Indonesia menjadi tumbuh berkelanjutan secara inklusif. Tantangan terbesar adalah secara politis, yang justru akan datang dari partai politik dan birokrasi.

Tata Mustasya
Peneliti Senior Pol-Tracking Institute

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com