Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Jangan Sampai "Dagang Sapi" yang Hitung-hitung Kursi

Kompas.com - 07/05/2014, 10:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyinggung soal peta perpolitikan tanah air dalam wawancara dengan Suara Demokrat yang diunggah ke YouTube, Rabu (7/5/2014). Di dalam wawancara sekitar 19 menit itu, SBY yang juga Presiden RI ini menyinggung soal bentuk koalisi yang mengarah ke politik dagang sapi.

Dia menyatakan sebuah pemerintahan seharusnya bersifat inklusif, tetapi tidak dengan bagi-bagi kursi. SBY menuturkan, dalam sistem demokrasi yang multi partai ini, maka bentuk pemerintahan yang tepat adalah pemerintahan yang inklusif.

Pembagian kekuasaan yang diterapkan, lanjutnya, adalah bersama menjalankan roda pemerintahan termasuk berbagi tugas dan tanggung jawabannya. Pemerintahan yang inklusif, sebut SBY, tidak menutup kemungkinan kerja sama yang lain.

“Hanya jangan sampai dagang sapi yang hitung-hitung kursi dan posisi, berapa menteri ini itu. Tidak bagus. Rakyat berikan mandat ke partai politik bukan untuk itu,” ujarnya.

Seperti diketahui, saat ini ada dua poros koalisi yang tengah dibangun dan memilih model koalisi yang saling berlainan. Poros koalisi pengusung Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), misalnya, menyatakan akan menerapkan koalisi yang ramping dan tidak akan melakuan bagi-bagi kursi. Jokowi juga menjanjikan kabinet yang akan diisi para profesional.

Di lain pihak, poros pendukung Prabowo Subianto dari Partai Gerindra secara gamblang menyatakan akan melakukan praktek bagi-bagi kekuasaan dan membangun koalisi "tenda besar". Menurut Gerindra, bagi-bagi kekuasaan itu adalah hal yang tidak mungkin dihindari.

Setelah menyinggung soal bentuk koalisi, SBY lalu berbicara soal mahar politik yang kerap terjadi dalam praktek pembentukan koalisi.

“Saya prihatin, saya anti-politik membeli dan biaya politik sangat tinggi. Dua kali pemilu 2004 dan 2009, termasuk pilpres, dua kali pula saya tidak pernah menjalankan politik membeli dan berbiaya tingggi seperti itu karena melukai hati rakyat. Yang penting, niatnya harus baik,” kata SBY.

Menurut dia, jika semua partai bersama mengelola dan menjalankan negara dan roda pemerintahan dengan niat baik, maka akan tercipta sebuah koalisi yang tulus. “Sehinga kebersamaan ini akan bagus dalam membangun koalisi yang akan kokoh,” katanya.

Untuk saat ini, Demokrat belum menentukan arah koalisi menghadapi Pilpres mendatang. Demokrat juga belum menentukan pemenang Konvensi Capres Demokrat. Hanya, Demokrat berencana membangun poros baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com