Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Jokowi dan Prabowo, Kontras Promosikan Anies-Mahfud

Kompas.com - 03/05/2014, 21:27 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai, Joko Widodo dan Prabowo Subianto adalah figur-figur yang tidak akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia.

Menurut mereka, baik Jokowi maupun Prabowo adalah dua figur yang masih didukung oleh kelompok-kelompok lama, yakni para pebisnis dan tokoh-tokoh militer. "Saya merasa resah ketika kita hanya dihadapkan pada Prabowo atau Jokowi. Makanya, kami mau keluar dari situasi ini. Persoalan kita tidak hanya pada dua orang ini," kata Koordinator Kontras Haris Azhar, Sabtu (3/5/2014).

Karena itulah, kata Haris, Kontras berharap dalam beberapa pekan ke depan akan ada partai politik yang secara sadar dapat memunculkan satu nama alternatif. Menurut Haris, orang tersebut haruslah orang yang benar-benar terbebas dari kepentingan politik lama seperti yang ia maksudkan.

Haris lalu mencontohkan proses terpilihnya Nestor Kirchner sebagai Presiden Argentina pada 2003. Padahal, kata dia, ketika itu ada dua nama besar yang digadang-gadang akan terpilih sebagai pemimpin Argentina. Namun, pada akhirnya Nestor yang muncul lebih belakanganlah yang keluar sebagai pemenang.

"Dulu ketika Nestor terpilih, sebenarnya ada pertarungan seperti yang ada saat ini di Indonesia. Tiba-tiba dia maju sebagai bentuk negosiasi baru. Sebelumnya dia adalah gubernur dari provinsi paling miskin di selatan Argentina. Dia akhirnya dimenangkan oleh masyarakatnya, bukan oleh partai politik," jelas Haris.

Meski enggan menyebutkan dukungannya, Haris sempat mengungkapkan bahwa pada acara diskusi hari ini, Kontras telah mengundang dosen Universitas Paramadina Anies Baswedan dan mantan Ketua MK Mahfud MD.

Dua orang tersebut, lanjutnya, adalah orang-orang yang baik yang selama ini kalah populer dari Jokowi dan Prabowo hanya karena tidak dekat dengan kelompok-kelompok lama.

"Makanya, tadi saya undang Pak Anies Baswedan. Dan sebenarnya tadi mau undang juga Pak Mahfud. Supaya mereka diuji. Apakah hasil survei mereka yang rendah selama ini karena tidak didukung oleh kekuatan bisnis dan militer, atau ada faktor lain. Kalau penyebabnya hanya karena itu, seharusnya mereka diberi ruang lebih. Mereka sebenarnya punya kapasitas, tidak adil kalau mereka tidak dipromosikan ke masyarakat," tukasnya.

Dalam acara tersebut, baik Anies maupun Mahfud tidak ikut hadir karena ada acara di tempat lain. Menurut Haris, Anies menghadiri sebuah acara keluarga, sedangkan Mahfud sedang berada di Yogyakarta karena sedang menjadi dosen penguji disertasi di kampus UII.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com