Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Raskin Tak Tepat Sasaran karena Harganya

Kompas.com - 22/04/2014, 07:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Patokan harga Rp 1.600 per kilogram beras untuk rakyat miskin (raskin), dinilai menjadi penyebab program tersebut kerap tak tepat sasaran. Rumah tangga sangat miskin masih terlalu berat menebus beras itu, terutama karena pemberian yang dilakukan dengan sistem rapel.

"Tidak tepat sasaran karena ada yang tidak mampu membeli rapel raskin. Misal rapel 3 bulan, berarti dia harus menebus 15 Kg dikalikan Rp 1.600 per Kg, dikalikan 3 bulan," kata Direktur Litbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Romi Dwi Susanto, di Kantor Kemenkokesra, Jakarta, Senin (21/4/2014).

Jatah raskin untuk November 2014 diserahkan menggunakan sistem rapel pada Februari 2014, berdasarkan data dari tim koordinasi raskin. Jatah raskin untuk Desember pun dibagikan pada Maret.

Menkokesra Agung Laksono menjelaskan, rapelan dua bulan tersebut dilakukan lantaran pada tahun ini terjadi banyak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan letusan gunung berapi. Dia berkeyakinan pembagian raskin menggunakan sistem rapel ini akan mengurangi beban masyarakat miskin.

Namun demikian, menurut Dwi, aspek pelaksanaan program raskin juga perlu dicermati. "Kita bayangkan mereka senang mendapat rapelan. Padahal mereka benar-benar tidak mampu menebus. Mungkin perlu dikaji, untuk yang benar-benar miskin itu ya tidak harus nebus. Karena ketidakmampuan ini menimbulkan potensi diambil alih orang yang bisa nebus," jelas Dwi.

Bagaimanapun juga, masyarakat sangat miskin tidak bisa disalahkan lantaran ketidakmampuannya menebus raskin. Dwi berpendapat yang terjadi di lapangan, rakyat miskin menjual hak mereka untuk mendapatkan raskin.

"Ada orang yang mau menebus Rp 4.000 per Kg, rumah tangga sasaran ini merasa seolah-olah untung. Padahal tidak. Malah, yang membeli tadi, kemudian menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi dan merekalah yang untung," papar Dwi.

Pada tahun ini, pemerintah memberikan raskin kepada 15.530.897 rumah tangga sasaran, dengan alokasi 15 kilogram selama 12 bulan. Harga tebus raskin sama dengan tahun lalu yakni Rp 1.600 per kilogram. Sementara itu, realisasi penyaluran pada triwulan satu nasional, sudah mencakup rapelan November dan Desember, rata-rata mencapai 74,39 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com