Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Senior, Jokowi Dikhawatirkan Sungkan kepada JK

Kompas.com - 14/04/2014, 17:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai bahwa bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, tidak akan cocok bila diduetkan dengan anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Jusuf Kalla atau JK. Menurutnya, Jokowi yang jauh lebih muda dan yunior akan sungkan jika berpasangan dengan JK.

"Apalagi Jokowi kan capresnya, JK cawapresnya. Kalau capres sungkan dengan cawapres, bagaimana? Apalagi, Jokowi ini kan orang Jawa, kalau sama yang lebih senior pasti sungkan dia," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/4/2014) siang.

Dia mengkhawatirkan, nantinya posisi JK yang lebih senior justru akan berusaha mengambil alih pemerintahan. Akhirnya, kata dia, akan terjadi konflik kepentingan antara Jokowi dan JK. "Dua-duanya punya pengaruh yang kuat. Kalau sama-sama maju, nanti yang dikhawatirkan terjadi, ada matahari kembar dan dualisme pemerintahan," ujarnya.

Selain itu, kata dia, PDI-P yang selama ini konsisten mengusung tokoh muda justru akan terlihat melawan kebijakannya sendiri jika mengusung JK. Menurutnya, saat ini masyarakat sedang mengidolakan tokoh-tokoh muda untuk masuk di pemerintahan.

"Saya lihat grass root sekarang inginnya anak muda. Kasus PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) yang dihuni anak muda terbukti menjanjikan bisa dapat suara yang signifikan," ujarnya.

Oleh karena itu, Siti menilai PDI-P harus hati-hati benar dalam memilih cawapres Jokowi dengan melihat rekan koalisinya nanti. Menurut dia, nantinya akan ada banyak partai yang hendak berkoalisi dengan PDI-P sehingga partai tersebut akan memiliki banyak opsi capres-cawapres.

Sejumlah nama dikabarkan masuk nominasi menjadi cawapres pendamping Jokowi, antara lain Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, Mahfud MD, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Hanya, dari nama-nama tersebut, JK paling banyak dibicarakan untuk berduet dengan Jokowi. Sebelumnya, JK juga sudah mendatangi Partai Nasdem, satu-satunya partai yang saat ini sudah resmi menjalin koalisi dengan PDI-P. Nama JK juga selalu kerap mendapat elektabilitas tinggi ketika disandingkan dengan Jokowi dalam berbagai survei.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Geledah Kantor ESDM dan PTSP Provinsi Maluku Utara

KPK Geledah Kantor ESDM dan PTSP Provinsi Maluku Utara

Nasional
Prabowo Temui Presiden UEA, Terima Medali Zayed hingga Bahas Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Temui Presiden UEA, Terima Medali Zayed hingga Bahas Kerja Sama Pertahanan

Nasional
Jokowi Pantau Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Janji Segera ke Sana

Jokowi Pantau Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Janji Segera ke Sana

Nasional
12 Kriteria Fasilitas KRIS Pengganti Kelas BPJS

12 Kriteria Fasilitas KRIS Pengganti Kelas BPJS

Nasional
Dewas KPK Panggil 10 Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini, Salah Satunya Alexander Marwata

Dewas KPK Panggil 10 Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini, Salah Satunya Alexander Marwata

Nasional
Kasus TPPU SYL, KPK Sita Mercedes Benz Sprinter yang Disembunyikan di Pasar Minggu

Kasus TPPU SYL, KPK Sita Mercedes Benz Sprinter yang Disembunyikan di Pasar Minggu

Nasional
BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

Nasional
DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

Nasional
Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Nasional
Hujan Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi hingga 22 Mei, Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan

Hujan Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi hingga 22 Mei, Kewaspadaan Perlu Ditingkatkan

Nasional
Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Nasional
BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

Nasional
Sekian Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Sekian Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Nasional
Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com