SUKABUMI, KOMPAS —
Komisi IX DPR dalam waktu dekat akan memanggil direktur utama dan direksi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung terkait kasus penculikan bayi di rumah sakit itu pada Selasa lalu.

”Penculikan bayi di rumah sakit ini bukanlah yang pertama kali dan juga ada beberapa kasus serupa yang terjadi di RS lain sehingga atas keteledoran pihak rumah sakit ini kami akan segera melakukan pemanggilan kepada direksi RSHS,” tutur Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning, Jumat (28/3), di Sukabumi, Jawa Barat.

Pemanggilan tersebut, menurut Ribka, bertujuan mengungkap motif penculikan anak, termasuk mencari tahu jika ada transaksi jual beli sehingga si penculik tersebut nekat beraksi.

Dia mengemukakan, setiap rumah sakit pengamanannya harus diperketat dan atas penculikan tersebut karyawan yang teledor harus mendapat sanksi tegas.

”Ini jelas ada keteledoran dari pihak rumah sakit karena tidak hanya penculikan saja, kasus lain yang pernah terjadi di rumah sakit ini salah satunya adalah tertukarnya bayi. Kami juga mencurigai adanya keterkaitan dengan orang dalam atau ada kesengajaan. Maka dari itu, kami juga meminta kepada polisi untuk mengungkap secara utuh kasus ini,” paparnya.

Ribka mengatakan, yang harus bertanggung jawab secara penuh atas kasus ini adalah dirut RSHS sebagai pembina dan pemimpin karyawannya.

”Kami juga merasa aneh kenapa setiap bayi yang lahir harus dibawa ke ruang bayi. Seharusnya langsung diberikan kepada orangtuanya. Dan, selesai reses ini kami akan memanggil dirut RSHS untuk dimintai keterangan,” ungkap Ribka.

Seperti diberitakan, penculikan bayi terjadi di RSHS, Selasa (25/3) sekitar pukul 19.31, tetapi baru dilaporkan kepada polisi sekitar pukul 22.00. Pelakunya diduga seorang perempuan yang menyamar sebagai dokter.

Ciri-ciri pelaku adalah bertubuh agak tambun, berkulit putih, tinggi sekitar 160 sentimeter, dan mengenakan kacamata. Saat datang, dia mengenakan rok panjang berenda putih dan berkerudung.

Terkait dengan itu, polisi menyebar sketsa wajah pelaku. (Kompas Siang, 27/3). Polisi juga membentuk tim khusus untuk mengejar pelaku yang diduga sebagai anggota sindikat profesional. Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Komisaris Besar Mashudi mensinyalir pelaku beraksi dengan kelompoknya.

”Dari rekaman CCTV (kamera pemantau) dan keterangan saksi, pelaku beraksi sangat tenang dan beraksi secara kelompok atau tidak sendirian,” katanya (Kompas, 28/3). (ANT/MSH)