Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Presiden soal Impor Daging Sapi

Kompas.com - 13/03/2014, 22:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis


LAMONGAN, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluhkan soal impor daging sapi yang menyebabkan pengaturan harga hingga kegaduhan politik di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden mendorong perlunya peningkatan produksi daging sapi dalam negeri melalui berbagai cara termasuk lewat Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Saya senang datang ke sini melihat sapinya banyak dan bagus jadi tidak perlu impor ke Australia dan New Zealand, macam-macam, politiknya gaduh dan ada lagi yang makelar-makelar tingkat nasional yang keruk keuntungan tinggi," ujar Presiden SBY saat berkunjung ke peternakan Wahyu Utama di Tuban, Jawa Timur, Kamis (13/3/2014).

Dalam kunjungan kali ini, Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Pendidikan M Nuh, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. Presiden menilai, jika terus bergantung pada impor daging sapi, maka Indonesia akan selalu mendapatkan harga tinggi.

Presiden berharap agar kuantitas dan kualitas produksi daging sapi dalam negeri bisa ditingkatkan. Dengan memasarkan daging dalam negeri, Presiden mengatakan, masyarakat bisa membeli daging sapi dengan harga terjangkau.

"Di sisi lain juga perlu dipikirkan agar para petani ternak sapi juga mendapat keuntungan dari penjualan sapi. Jadi harganya sesuai untuk petani dan bisa dijangkau masyarakat," kata Presiden.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Tani Djoko Utomo mengeluhkan soal tidak adanya rumah pemotongan hewan (RPH) di tempatnya. Selama ini, kata dia, unit kelompok tani yang berdiri sejak tahun 1992 itu menggunakan RPH sementara yang masih belum berstandar nasional sehingga daging sapi potong dari ternak yang dikembangkan peternakan Wahyu Utama tidak bisa masuk Jakarta.

"Kami belum memenuhi syarat karena tempat RPH masih sementara. Jadi kalau ada RPH tetap, permintaan daging dari Jakarta bisa terpenuhi," katanya.

Menanggapi permintaan Djoko itu, SBY menginstruksikan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan untuk bisa menyediakan fasilitas RPH di peternakan Wahyu Utama agar produksi daging sapi bisa memenuhi standar.

"Kalau lambat, nanti beritahu saya," ujar SBY.

SBY berpendapat, kelompok tani Wahyu Utama adalah contoh terbaik sebuah kelompok tani yang mandiri dan mampu mengembangkan peternakan yang terintegrasi mulai dari pembibitan, penggemukan, hingga pemasaran. Adapun, peternakan Wahyu Utama sudah berdiri sejak tahun 1992.

Peternakan ini memiliki populasi sapi sekitar 2.000 ekor, yang terdiri dari sapi simental, limosin, brangus, dan PO/lokal, Peternakan ini mampu memproduksi untuk kebutuhan daging potong wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, hingga beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com