Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Franz Magnis Khawatir Kekerasan Muncul Jika Jokowi-Prabowo Tak "Nyapres"

Kompas.com - 04/03/2014, 18:41 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Etika Politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis Suseno khawatir aksi kekerasan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 berpotensi terjadi jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak menjadi calon presiden 2014. Sebab, kedua tokoh tersebut dinilai memiliki popularitas dan tingkat elektabilitas yang tinggi.

"Kalau Jokowi dan Prabowo tidak bisa muncul sebagai kandidat, misalnya Jokowi karena Megawati (Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Prabowo misalnya karena tidak mendapat 20 persen (ambang batas presiden), itu bisa menjadi serius," ujar Magnis dalam diskusi Mengarahkan Haluan Politik Indonesia Pasca-Reformasi di Maarif Institute, Jakarta, Selasa (4/3/2014).

Magnis menegaskan, pernyataannya itu bukan bermaksud mendukung Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2014. Ia juga tak bermaksud agar rakyat memilih keduanya. "Bukan saya bilang pilih salah satu dari mereka, saya mengatakan kalau orang dalam pendapat kelihatan begitu populer," katanya.

Magnis berharap Pemilu 2014 berlangsung jujur, adil, dan tidak ada kekerasan. Ia juga berharap masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya dengan baik. "Saya mengharapkan tidak ada kekerasan, karena kita negara melakukan pemilihan dengan demokratis," katanya.

Menurut Magnis, pemimpin 2014 harus memiliki integritas, mampu mengatasi masalah intoleransi dan berani membersihkan praktik korupsi di Indonesia.

Seperti diberitakan, elektabilitas Jokowi dan Prabowo berada di urutan atas berdasarkan survei berbagai lembaga survei. Elektabilitas keduanya relatif jauh dibanding tokoh lain. Namun, hingga saat ini keduanya belum dipastikan maju dalam Pilpres 2014. Kepastian pencapresan masih menunggu hasil Pemilu Legislatif lantaran ada syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com