Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik ”Lawas” di Hari Ulang Tahun Pak Boed

Kompas.com - 26/02/2014, 09:02 WIB

KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 09.45 saat pengeras suara di lingkungan kantor Sekretariat Wakil Presiden di Jalan Merdeka Selatan mengumumkan bahwa hari Selasa (25/2) Wakil Presiden Boediono berulang tahun. Disampaikan, Wapres berkenan menerima ucapan selamat dari segenap pegawai pada pukul 10.00. Pengumuman itu diulang hingga dua kali.

Spontan pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menghentikan seluruh aktivitas dan berbaris menuju ke ruang kerja Wapres. Tidak ada acara khusus yang disiapkan untuk perayaan ulang tahun ke-71 Boediono, tetapi pegawai di sana cukup antusias. Bagi mereka, baru pada tahun terakhir masa jabatan Wapres ini pegawai berkesempatan mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung. Turut bergabung di situ wartawan dari sejumlah media yang biasa meliput kegiatan Boediono.

Lima menit sebelum acara ”salaman” dengan Wapres dimulai, sejumlah pejabat di lingkungan Setwapres sudah berkumpul di depan ruang kerja Wapres. Sesaat kemudian, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto tiba di sana dan langsung masuk ke ruang kerja Wapres.

”Wah, dari sekian banyak ini, cuma Pak Kun yang bawa kado,” kata salah satu pejabat di lingkungan Setwapres saat melihat tangan kanan Kuntoro membawa bungkusan.

Tepat pukul 10.00, Wapres keluar dari ruang kerjanya dengan senyum cerah. Pagi itu, Boediono mengenakan kemeja lengan pendek dengan corak batik coklat-putih, dipadu dengan celana kain hitam. Jika diamati lebih saksama, pada motif kemeja batik berbahan katun itu ada banyak tulisan ”KSN”.

Potong lengan

Dalam catatan Kompas, kemeja batik itu merupakan seragam yang dibagikan kepada pejabat dan peserta yang menghadiri peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, 19 Desember 2011, di kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Saat itu, kemeja seragam yang dikenakan Boediono berlengan panjang.

Menurut salah seorang staf dekat Boediono, kemungkinan memang Boediono sendiri yang meminta agar kemeja seragam lengan panjang itu dipotong supaya bisa dipakai untuk acara tidak resmi sehari-hari. ”Niat banget, ya. Kalau bahannya dipakai nyaman, Pak Boed memang tidak peduli kalau itu seragam acara (sekali pakai). Kami yang staf saja jarang yang mau mengenakan lagi batik seragam acara di luar acara itu. Malah ada pegawai yang memberikan seragam batik itu untuk sopirnya,” katanya.

Acara dimulai dari Sekretaris Wapres Mohammad Oemar yang menyalami Boediono, disusul Kuntoro, pegawai di lingkungan Setwapres, pengawal Wapres, sejumlah mantan bawahan Boediono selama menjabat Gubernur Bank Indonesia, serta wartawan. Satu per satu mereka menyalami Wapres dan mengucapkan selamat. Wapres pun membalas ucapan selamat itu dengan mengucapkan terima kasih dan jabatan tangan yang hangat, dengan senantiasa tersenyum ramah. Tak kurang dari 300 orang yang berbaris rapi menyalami Wapres pagi itu.

Setelah acara salaman selesai, Wapres mendapat kejutan hadiah dari bagian dokumentasi Setwapres. Hadiahnya berupa foto Wapres dengan bingkai kaca yang sederhana. Dalam foto berukuran 40 x 50 sentimeter itu, Boediono tersenyum lebar dengan pose duduk bersila dan kedua telapak tangannya mengatup memberi hormat. Foto Boediono yang mengenakan setelan baju koko putih dan mengenakan peci itu diambil di rumah mantan Presiden BJ Habibie di Patra Kuningan saat menghadiri peringatan 1.000 hari wafatnya Ibu Ainun Habibie, 17 Februari 2013.

Tak ada deretan bunga

Kurang dari setengah jam, ”perayaan” ulang tahun Boediono itu pun berakhir. Tidak ada lagu ucapan selamat ulang tahun, juga tidak ada deretan karangan bunga dalam perayaan itu. Tidak ada juga menteri atau pejabat negara yang hadir dalam perayaan yang sangat sederhana tersebut. Selesai bersalaman, Boediono kembali masuk dan bekerja di ruang kerjanya.

Justru setelah para pegawai kembali ke ruang kerjanya masing-masing, mereka mendapat bingkisan dari Wapres berupa nasi tumpeng di tiap unit kerja. Wartawan di sana pun ikut menikmati nasi tumpeng dari Wapres yang disediakan bagi unit Asisten Deputi Dokumentasi dan Diseminasi Informasi.

Bagi Sekretaris Wapres Mohammad Oemar, Boediono memang teladan seorang pejabat negara yang menghidupi kesederhanaan dalam kesehariannya serta bisa memilah mana urusan pribadi dan urusan tugas. Karakter seperti itu yang jarang dijumpai pada pejabat yang berada dalam posisi cukup tinggi. Bahkan, terkait dengan kesederhanaan itu, Oemar mengaku banyak belajar dari sosok Boediono.

Selamat ulang tahun. Semoga simbol nyata dalam bentuk batik ”lawas” KSN pada hari ulang tahun mengetuk kesadaran pejabat lain. (Wahyu Haryo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com