Spontan pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menghentikan seluruh aktivitas dan berbaris menuju ke ruang kerja Wapres. Tidak ada acara khusus yang disiapkan untuk perayaan ulang tahun ke-71 Boediono, tetapi pegawai di sana cukup antusias. Bagi mereka, baru pada tahun terakhir masa jabatan Wapres ini pegawai berkesempatan mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung. Turut bergabung di situ wartawan dari sejumlah media yang biasa meliput kegiatan Boediono.
Lima menit sebelum acara ”salaman” dengan Wapres dimulai, sejumlah pejabat di lingkungan Setwapres sudah berkumpul di depan ruang kerja Wapres. Sesaat kemudian, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto tiba di sana dan langsung masuk ke ruang kerja Wapres.
”Wah, dari sekian banyak ini, cuma Pak Kun yang bawa kado,” kata salah satu pejabat di lingkungan Setwapres saat melihat tangan kanan Kuntoro membawa bungkusan.
Tepat pukul 10.00, Wapres keluar dari ruang kerjanya dengan senyum cerah. Pagi itu, Boediono mengenakan kemeja lengan pendek dengan corak batik coklat-putih, dipadu dengan celana kain hitam. Jika diamati lebih saksama, pada motif kemeja batik berbahan katun itu ada banyak tulisan ”KSN”.
Potong lengan
Dalam catatan Kompas, kemeja batik itu merupakan seragam yang dibagikan kepada pejabat dan peserta yang menghadiri peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, 19 Desember 2011, di kompleks Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Saat itu, kemeja seragam yang dikenakan Boediono berlengan panjang.
Menurut salah seorang staf dekat Boediono, kemungkinan memang Boediono sendiri yang meminta agar kemeja seragam lengan panjang itu dipotong supaya bisa dipakai untuk acara tidak resmi sehari-hari. ”Niat banget, ya. Kalau bahannya dipakai nyaman, Pak Boed memang tidak peduli kalau itu seragam acara (sekali pakai). Kami yang staf saja jarang yang mau mengenakan lagi batik seragam acara di luar acara itu. Malah ada pegawai yang memberikan seragam batik itu untuk sopirnya,” katanya.
Acara dimulai dari Sekretaris Wapres Mohammad Oemar yang menyalami Boediono, disusul Kuntoro, pegawai di lingkungan Setwapres, pengawal Wapres, sejumlah mantan bawahan Boediono selama menjabat Gubernur Bank Indonesia, serta wartawan. Satu per satu mereka menyalami Wapres dan mengucapkan selamat. Wapres pun membalas ucapan selamat itu dengan mengucapkan terima kasih dan jabatan tangan yang hangat, dengan senantiasa tersenyum ramah. Tak kurang dari 300 orang yang berbaris rapi menyalami Wapres pagi itu.
Setelah acara salaman selesai, Wapres mendapat kejutan hadiah dari bagian dokumentasi Setwapres. Hadiahnya berupa foto Wapres dengan bingkai kaca yang sederhana. Dalam foto berukuran 40 x 50 sentimeter itu, Boediono tersenyum lebar dengan pose duduk bersila dan kedua telapak tangannya mengatup memberi hormat. Foto Boediono yang mengenakan setelan baju koko putih dan mengenakan peci itu diambil di rumah mantan Presiden BJ Habibie di Patra Kuningan saat menghadiri peringatan 1.000 hari wafatnya Ibu Ainun Habibie, 17 Februari 2013.
Tak ada deretan bunga
Kurang dari setengah jam, ”perayaan” ulang tahun Boediono itu pun berakhir. Tidak ada lagu ucapan selamat ulang tahun, juga tidak ada deretan karangan bunga dalam perayaan itu. Tidak ada juga menteri atau pejabat negara yang hadir dalam perayaan yang sangat sederhana tersebut. Selesai bersalaman, Boediono kembali masuk dan bekerja di ruang kerjanya.
Justru setelah para pegawai kembali ke ruang kerjanya masing-masing, mereka mendapat bingkisan dari Wapres berupa nasi tumpeng di tiap unit kerja. Wartawan di sana pun ikut menikmati nasi tumpeng dari Wapres yang disediakan bagi unit Asisten Deputi Dokumentasi dan Diseminasi Informasi.
Bagi Sekretaris Wapres Mohammad Oemar, Boediono memang teladan seorang pejabat negara yang menghidupi kesederhanaan dalam kesehariannya serta bisa memilah mana urusan pribadi dan urusan tugas. Karakter seperti itu yang jarang dijumpai pada pejabat yang berada dalam posisi cukup tinggi. Bahkan, terkait dengan kesederhanaan itu, Oemar mengaku banyak belajar dari sosok Boediono.
Selamat ulang tahun. Semoga simbol nyata dalam bentuk batik ”lawas” KSN pada hari ulang tahun mengetuk kesadaran pejabat lain. (Wahyu Haryo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.