Untunglah, kepekaan kita sudah terlatih, tahu bagaimana memilah dan memilih; siapa yang tulus dan siapa yang berakal bulus.
Pengalaman juga yang akhirnya mengajarkan bahwa ada yang tak bisa dibuat-buat, dan itu bernama ketulusan. Sebuah kata yang mampu memancarkan resonansi dan menggerakkan siapa pun yang masih memiliki nurani dan rindu akan kebenaran.
Ketulusan dan teladan, itulah yang bisa kita tangkap dari Tri Rismaharini. Getaran yang dipancarkan dari ketulusan hati dan keteladanan Ibu Risma selama ini, menggerakkan sebagian besar pemirsa. Tanpa dikomando, para pemirsa pun turut menangis saat Ibu Risma menangis. Ikut tersenyum saat beliau tersenyum. Maka tak heran, jika pada hari itu Ibu Risma menjadi trending topic di jejaring sosial Twitter. Para pengguna media sosial itu pun berkicau menguatkan hati Risma dan memintanya tak mundur dari jabatan wali kota Surabaya lantaran rakyat di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu masih membutuhkan kepemimpinan Risma. Bahkan Najwa Shihab sebagai pewawancara tak kuasa untuk "melibatkan" diri dengan segenap perasaan dan meminta Risma mengurungkan niatnya untuk mundur dari jabatan wali kota. Di Twitter ramai beredar kicauan dengan tagar #Saverisma.
"Ibu janji ya, enggak akan mundur sebagai wali kota Surabaya," pinta Najwa, sebuah permintaan yang tidak lazim dari seorang pewawancara (jurnalis) karena telah bertindak subyektif. Namun maklumlah, Najwa cuma manusia biasa, dan bisa jadi memang benar, Najwa menangkap keinginan yang tulus dari pemirsanya, terutama warga Jawa Timur yang menghendaki Risma tak mundur.
Risma menggeleng, dan dia tidak mau berjanji. Sebab katanya, dia takut berdosa jika melanggar janjinya. ”Nanti kalau saya dipanggil dan ditanya Tuhan dan saya tidak bisa menjawab, saya tidak akan masuk surga. Saya tidak mau tidak masuk surga!” ujar Risma.
Lalu Najwa pun mengingatkan Risma betapa rakyat Surabaya masih membutuhkan dirinya.
Saat disinggung mengenai rakyat itulah, air mata Risma meleleh. Kata-katanya lirih. Jika ada yang masih membuatnya bertahan pada jabatannya sebagai wali kota, ialah rakyat yang masih memerlukan kasih sayangnya sebagai seorang ibu, seorang wali kota. Ia mengaku, tugas yang diembannya sangat berat.
Maka Najwa pun bertanya, ”Masih tegakah Ibu mengundurkan diri sebagai wali kota, walaupun sudah menerima 51 penghargaan dan calon wali kota terbaik dunia? Apa yang saya harus katakan kepada warga Surabaya?”
Di dalam wawancara itu, selain membahas isu rencana pengunduran dirinya sebagai Wali Kota Surabaya, Risma juga menuturkan kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Ia terisak. Bahkan tak mampu menjawab pertanyaan Najwa selanjutnya.
Menjelang akhir tayangan, Najwa kembali menanyakan niatnya untuk mundur. Berulang kali air mata Risma menetes, ia menangis. Terutama, ketika ditanya, apakah ia masih berkeinginan kuat untuk mundur, sementara banyak masyarakat kecil yang berharap kepadanya?
"Itu yang saya pikirkan. Saya cari mereka satu-satu. Anak yatim kami berikan makan tiga kali sehari, lansia, anak miskin bisa sekolah, anak miskin pandai kami berikan beasiswa. Bahkan, ada yang dikirim ke Malaysia untuk S-1 sampai S-3. Saya cari satu-satu. Saya minta ke lurah untuk mencari, saya nitip ke warga. Itu yang saya pikirkan. Itu saja yang jadi pertimbangan saya. Kalau yang lain, saya bisa ngatasin," papar Risma.
Risma mengaku, ada sejumlah risiko terkait jabatannya. Ancaman pernah diterima anaknya. Namun, ia mengaku ikhlas jika sesuatu terjadi padanya karena apa yang dilakukannya selama menjabat sebagai wali kota Surabaya.
"Saya sudah ikhlas kalau itu terjadi pada saya. semua hanya titipan, tinggal Tuhan kapan ambilnya. Itu rahasia Ilahi. Saya tidak tahu nanti sore, besok. Saya sudah sampaikan, itu risiko (ke keluarga). Waktu saya nyalon kan keluarga saya tidak ikhlas. Tapi, saya enggak ngira kalau jadi. Setelah jadi, saya jalani saja takdir Tuhan," katanya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan