Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Jangan Egois, Indonesia Punya Banyak Tokoh yang Layak "Nyapres"

Kompas.com - 12/02/2014, 19:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) menantang 19 tokoh untuk maju sebagai calon Presiden selanjutnya. Namun, masalahnya, kalaupun 19 tokoh itu mau menjadi capres, adakah parpol yang mau mengusung tokoh diantara mereka?

Pasalnya, sesuai amanat UUD 1945, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum. Adapula syarat ambang batas bagi parpol yang ingin mengusung pasangan capres-cawapres seperti diatur di dalam UU Pilpres.

Salah satu anggota KBPI, Hamdi Muluk mengatakan, tantangan ini sejatinya memang bukan hanya ditujukan kepada 19 tokoh itu. Partai Politik juga ditantang untuk berani mengusung 19 tokoh dari berbagai latar belakang ini.

"Jadi partai politik juga tokohnya tidak itu lagi, itu lagi, ada alternatif lainnya," kata Hamdi usai konferensi pers dan penandatanganan dukungan di Jakarta, Rabu (12/2/2014) sore.

Menurut Hamdi, jika parpol berani berimprovisasi mencalonkan tokoh-tokoh baru di luar partai, maka hal tersebut justru akan menguntungkan bagi mereka. Pasalnya, tokoh yang lama dinilainya tidak akan mampu mendulang suara maksimal.

"Kalau tokohnya itu-itu saja, ya suaranya akan begitu-begitu saja. Mau diiklankan bagaimana juga suaranya akan tetap stagnan, tidak akan naik," ujarnya.

Sebaliknya, jika mereka berani berimprovisasi dengan mencalonkan tokoh lain, Hamdi menilai, ada kemungkinan tokoh tersebut bisa mendulang suara dengan hasil yang lebih baik. Bahkan suara partai nantinya juga bisa terdongkrak.

"Jadi parpol juga seharusnya jangan egois, Indonesia punya banyak tokoh lain. Jangan hanya ketua umumnya saja yang diusung," ujar Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia itu.

Selain partai politik, dalam kasus ini, menurut Hamdi, media juga ditantang untuk mempublikasikan tokoh-tokoh baru. Media tidak boleh terlalu menyorot tokoh yang itu-itu saja, sehingga akhirnya publik juga dapat mengetahui kalau indonesia mempunyai banyak orang yang kompeten untuk dapat dijadikan sebagai pemimpin. "Ini tantangan buat kita semua," pungkas Hamdi.

Seperti diberitakan, KBPI menantang 19 tokoh untuk maju sebagai capres. Mereka, yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Bojonegoro Suyoto, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih.

Tokoh lain, Founder Mayapada Group Tahir, CEO Kompas Gramedia Agung Prasetyo, CEO Trans Corp Chairul Tanjung, mantan CEO IBM Asia Pasifik Beti Alisyahbana, CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar, CEO PT Kereta Api Indonesia Ignatius Johan, CEO Garuda Food Sudhamex, dan Direksi World Bank Sri Mulyani.

Selain itu, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, wirausaha sosial Tri Mumpuni, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Prawansa, Imam Prasodjo, Faisal Basri, dan Onno Purbo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com