Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Kerahkan 3 Juta Kader untuk Pantau Popularitas Jokowi

Kompas.com - 08/01/2014, 08:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Nama kader PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi melejit dalam survei sejumlah lembaga sebagai kandidat calon presiden dengan elektabilitas tertinggi. Terakhir, dalam survei Kompas yang dilakukan Desember 2013, elektabilitas Jokowi mencapai 43,5 persen. Meski Jokowi kian melejit, PDI Perjuangan tampak masih berhati-hati untuk memutuskan siapa capres yang akan diusungnya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, survei menjadi salah  satu pertimbangan menetapkan capres, tetapi bukan yang paling utama. Menurutnya, survei yang ada saat ini masih terfokus pada masyarakat kota, belum menyentuh perdesaan. Oleh karena itu, PDI Perjuangan mengerahkan jutaan kadernya untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat di pelosok Tanah Air yang tak terjangkau survei.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan dan anggota Komisi V DPR Eriko Sotarduga
"Kami sudah kerahkan sekitar 3 juta kader kepengurusan partai, dari pusat sampai tingkat anak ranting, untuk meminta dan menerima masukan masyarakat secara langsung," ujar Eriko, saat dihubungi, Rabu (8/1/2014).

Dia menyebutkan, proses menghimpun masukan masyarakat ini dilakukan hingga bulan Juli. Namun, Eriko memprediksi hasil masukan ini bisa saja dirampungkan setelah pemilihan legislatif pada bulan April. Seluruh masukan ini akan disampaikan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Ia mengatakan, partainya tidak terlalu bertumpu pada hasil survei dalam menetapkan capres. Berdasarkan pengalaman Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, katanya, survei-survei seluruhnya menjagokan nama calon petahana, Fauzi Bowo. Namun, saat itu, PDI-P lebih memilih mengusung Jokowi yang namanya tak masuk dalam survei.

"Kalau hanya berdasarkan survei, Jokowi tidak akan terpilih menjadi Gubernur Jakarta seperti sekarang," imbuhnya.

Menurutnya, Megawati memiliki pertimbangan matang dalam menentukan capres dan momentum yang tepat untuk mendeklarasikannya. Dari pernyataan Megawati selama ini, Eriko optimistis akan muncul nama pemimpin muda yang dipilih.

"Ibu (Megawati) sudah menyatakan memberikan kesempatan bagi pemimpin muda. Ini sinyalemen yang bagus," ucap Eriko.

Jokowi melejit

Survei Kompas selama 2012 sampai 2013 mendapati bahwa dukungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin tak terkejar oleh sesama kandidat yang dinilai punya kans untuk diusung dalam Pemilu Presiden 2014. Survei Kompas yang digelar dengan melibatkan 1.400 responden calon pemilih pada Pemilu 2014 itu memunculkan gambaran sosok Jokowi tak hanya mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai yang mengusungnya selama ini.

Data yang didapatkan dalam tiga tahap survei Kompas ini menunjukkan konsistensi tren peningkatan dukungan untuk Jokowi. Mendapatkan dukungan 17,7 persen dukungan pada survei pertama yang digelar Kompas pada Desember 2012, Jokowi melipatgandakan dukungannya menjadi 32,5 persen pada survei Juni 2013, dan terus membubung menjadi 43,5 persen pada survei Desember 2013.

Tiga survei Kompas ini menempatkan lima kandidat selain Jokowi yang mendapatkan dukungan suara signifikan untuk berlaga di Pemilu Presiden 2014. Mereka adalah Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla.

Hasil survei selengkapnya dapat dibaca di Harian Kompas edisi Rabu (8/1/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com