Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Anggap Joyokusumo sebagai Sahabat

Kompas.com - 01/01/2014, 19:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla punya kesan tersendiri terhadap GBPH Joyokusumo, tokoh Keraton Yogyakarta, yang meninggal dunia Selasa (31/12/2013) karena sakit. Bahkan, JK sudah menganggap Joyokusumo sebagai sahabat.

Semasa hidup, Joyokusumo adalah kader Partai Golkar. Ia pernah ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Golkar di MPR semasa Jusuf Kalla menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut JK, almarhum adalah politisi yang amanah dan merakyat, seorang sahabat yang punya integritas dan loyalitas. 

Saking dekatnya hubungan JK dengan almarhum, tadi pagi JK yang menawarkan agar jenazah almarhum diterbangkan ke Yogyakarta pesawat pribadinya, PK JK-Win BAE 200.

"Bapak sendiri yang meminta agar almarhum diterbangkan dengan pesawatnya. Hal yang sama pernah dilakukan beliau kepada sahabatnya almarhum Burhanuddin Napitupulu beberapa waktu lalu," kata Husain Abdullah, media officer JK, Rabu (1/1/2014).

Joyokusumo meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Selasa (31/12/2013) pukul 16.58 WIB setelah terkena komplikasi penyakit diabetes, jantung, dan ginjal. Jenazah disemayamkan terlebih dahulu di rumah GKR Hemas di Kuningan sebelum diberangkatkan untuk dimakamkan di Yogyakarta tadi pagi.

Malam menjelang pergantian tahun baru, Jusuf Kalla sempat melayat dan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah sahabatnya itu. Mengingat situasi malam tahun baru yang padat, JK kemudian menawarkan kepada pihak keluarga untuk menggunakan pesawatnya tersebut.

"Alhamdulillah semua berjalan lancar. Salah seorang putra Joyokusumo menyampaikan ucapan terima kasih langsung kepada pak JK atau segala perhatiannya," jelas asisten pribadi JK, Yadi Jentak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com