Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutarman: Sudah Persis Anak Buahnya Gus Dur

Kompas.com - 29/12/2013, 06:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sempat menjadi ajudan Presiden Abdurrachman Wahid atau Gus Dur, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman pun punya banyak kesan dan cerita. Salah satunya soal membuka pidato.

Saat memberikan testimoni di haul ke-4 Gus Dur, Sutarman tak lupa membuka pidatonya di depan ribuan orang yang berkumpul dengan kalimat berbahasa Arab cukup panjang.

"Sudah persis anak buahnya Gus Dur kan?" canda Sutarman setelah melantunkan sebuah potongan ayat suci Al Quran, di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Sabtu (28/12/2013) malam.

Sutarman pun langsung mengingat koreksi Gus Dur bagaimana membuka sebuah pidato. Sutarman biasanya memulai dengan kata-kata memanjatkan syukur saat membuka pidato. Hal tersebutlah yang dikoreksi Gus Dur sampai akhirnya Sutarman tidak pernah menggunakan kata-kata itu lagi.

"Ini pendidikan beliau. Biasanya saya memulai pidato dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Kata Gus Dur, sekarang Syukur sudah bisa manjat, kenapa harus dipanjatkan lagi. Karena itu saya menggunakan kata-kata memuji dan bersyukur kepada Allah SWT. Saya muridnya, itu pelajaran beliau," ungkap Sutarman.

"Saya kenal beliau saat jadi presiden, banyak pelajaran dari beliau. Ayat tadi yang saya bacakan adalah kiblat kita berbicara, kiblat kita memimpin negara adalah Nabi Muhammad SAW," katanya.

Bagi Sutarman, sebagaimana yang kerap ia dengar dari Gus Dur, selama menjabat sebagai Presiden, almarhum merupakan pemimpin yang mencontoh Nabi Muhammad SAW.

"Cara beliau memimpin, lewat kejujurannya, lewat keberaniannya, segala yang ditampilkan mencontoh Nabi Muhammad SAW. Itu menjadi pesan bahwa apapun profesi kita, marilah mengikuti suri tauladan Nabi Muhammad," kata Sutarman.

Di sisi lain, Sutarman juga bercerita kala akhirnya Gus Dur dimakzulkan oleh MPR pada 23 Juli 2001 silam. Gus Dur pernah berpesan bahwa semoga itu menjadi kali terakhir seorang Presiden Indonesia diberhentikan sebelum masa akhir jabatannya.

"Beliau berkata, mudah-mudahan ini terakhir kali bangsa ini memberhentikan presiden, jangan sampai ada presiden berhenti di tengah jalan lagi. Dari situ saya menyimpulkan bahwa Presiden yang terpilih dalam Pemilu haruslah kita dukung secara bersama untuk berbuat demi mewujudkan kesejahteraan bangsa," katanya.

"Kalaupun ada kritik dan tidak puas tentu wajar, tetapi hukumannya bukan memberhentikan, cukup tidak dipilih lagi di kesempatan berikutnya," ujar Sutarman.

Sutarman diberikan kesempatan untuk memberikan testimoni setelah Prabowo Subianto dalam acara Haul ke 4 Gus Dur yang dilaksanakan di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan yang dihadiri sekitar 4.000 orang.(Adi Suhendi/Antara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com