Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Politik, Napi ”Dilarang” Sakit

Kompas.com - 19/12/2013, 12:58 WIB
Susana Rita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggaran kesehatan narapidana dan tahanan yang selama ini minim dipangkas besar-besaran demi pemilihan umum. Hak-hak dasar narapidana mendapatkan perawatan kesehatan makin kurang.

Dalam pemangkasan anggaran kesehatan ini, ada lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan yang tidak mendapat alokasi dana kesehatan. Setidaknya LP dan rutan di 16 provinsi sama sekali tidak punya anggaran biaya kesehatan.

Akbar Hadi Prabowo dari Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia membenarkan tidak adanya anggaran kesehatan tersebut. ”Ya, tahun depan, narapidana dan tahanan ’dilarang’ sakit,” ujar Akbar berseloroh, di Jakarta, Rabu (18/12).

Berdasarkan data yang diperoleh Kompas, Kemenkumham hanya menganggarkan dana Rp 2,6 miliar untuk 160.000 narapidana dan tahanan yang kini menghuni 459 LP dan rutan. Namun, dana itu tidak disebar merata karena terdapat beberapa LP dan rutan yang sama sekali tidak punya anggaran kesehatan.

Semua LP dan rutan di Aceh (22), Sumatera Barat (24), Riau (13), Kepulauan Riau (7), Jambi (10), Lampung (16), Bengkulu (4), Kalimantan Tengah (9), Sulawesi Tengah (10), Gorontalo (2), Sulawesi Barat (5), Bali (9), Nusa Tenggara Barat (8), Nusa Tenggara Timur (18), dan Maluku Utara (7) tidak punya anggaran kesehatan.

LP dan rutan di luar 16 provinsi tersebut pun tak semuanya dapat anggaran kesehatan. Di DKI Jakarta, hanya tiga tempat tahanan yang dapat anggaran, yaitu LP Narkotik, LP Salemba, dan Rutan Pondok Bambu. Sementara LP Cipinang, Rutan Cipinang, Rutan Salemba, dan LP Terbuka di Cinere juga tak kebagian anggaran. Di Yogyakarta, dari tujuh LP dan rutan, hanya LP Yogyakarta yang memiliki anggaran kesehatan.

Menurut Akbar, biaya kesehatan digunakan untuk belanja obat, rawat inap narapidana/tahanan (untuk tindakan atau obat-obatan yang tidak ditanggung Jamkesnas), dan ekstrapuding (makanan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama bulan puasa/Ramadhan).

Kebingungan

Kepala-kepala LP kebingungan dengan minimnya anggaran kesehatan. LP Sidoarjo dengan jumlah penghuni 815 narapidana/tahanan hanya mendapatkan anggaran belanja obat Rp 200.000 per bulan atau Rp 245,3 per napi per bulan. Jumlah ini merosot dari anggaran 2013, yaitu Rp 53 juta.

”Pengeluaran kami per bulan sekitar Rp 6 juta baik untuk obat ataupun tes urine. Anggaran tahun depan tidak masuk akal,” ujar Kepala LP Porong Bambang Sumardiono.

Dani, dokter di LP Klas I Malang, khawatir ketersediaan obat bakal terpengaruh dengan kebijakan ini.

Direktur Program Center for Detention Studies Gatot Goei mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi kembalinya penularan penyakit tuberkulosis dan HIV/AIDS. (ana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com