Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Amit-amit, Jangan Sampai Korupsi Darah

Kompas.com - 17/12/2013, 15:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi langkah Palang Merah Indonesia (PMI) yang menerapkan sistem informasi secara online terkait donor darah. Menurut Presiden, dengan teknologi, pelayanan akan menjadi lebih cepat, akurat, dan akuntabel.

"Kalau semangat kita ini bersih, sistem kita bersih, kalau masih ada yang lakukan penyimpangan, korupsi, amit-amit jangan sampai korupsi soal darah. Itu susah diampuni," kata Presiden saat acara pemberian penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada 950 donor darah di Jakarta, Selasa (17/12/2013).

Presiden berharap PMI meningkatkan kerja sama dengan dunia internasional. Presiden juga meminta kepada semua lembaga pemerintahan dan masyarakat untuk memberi dukungan penuh kepada PMI.

"Saya harap dalam jalankan tugasnya, PMI terus mengedepankan prinsip kemanusiaan, kesamaan, tidak memandang siapa pun yang ditolong, kemandirian, dan persaudaraan," kata Presiden.

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla alias JK menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Indosat dalam membangun sistem online. Informasi dapat diperoleh melalui situs ayodonor.pmi.or.id.

PMI juga bekerja sama dengan agensi periklanan membuat aplikasi bernama "Bloodbook" yang merupakan aplikasi donor darah dalam situs pertemanan jejaring sosial Facebook. Aplikasi itu dibuat untuk memudahkan masyarakat bila membutuhkan darah dengan menggunakan donor pengganti yang tidak lain adalah teman.

"Artinya, itu memperkecil kemungkinan korupsi. Dengan keterbukaan, Anda bisa tahu berapa (stok darah) sekarang di PMI," kata JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com