Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Persoalan Lapas Krusial

Kompas.com - 16/12/2013, 18:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono berharap Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk meningkatkan kinerjanya. Secara khusus, Wapres menyoroti pengelolaan lembaga permasyarakatan  yang terus menjadi sorotan publik.

"Pengelolaan lapas (lembaga permasyarakatan) ini sangat krusial akhir-akhir ini. Kita dengar beberapa kejadian yang saya kira jadi perhatian kita semua," kata Wapres saat membuka Rapat Pimpinan Kemenkumham di Istana Wapres, Jakarta, Senin (16/12/2013).

Rapat itu diikuti para pimpinan unit eselon I, kepala kantor wilayah, kepala divisi, dan jajaran Kemenkumham lain. Hadir pula Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto dan Jaksa Agung Basrief Arief.

Wapres mengatakan, reformasi lapas sangat penting. Menurut dia, rencana aksi yang sudah diarahkan oleh Kemenko Polhukam sudah jelas. Ke depan, rencana aksi itu perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

"Kalau masih belum pas, yah disesuaikan, baik managemen, masalah kelebihan kapasitas, dan sebagainya. Kita dukung apa yang perlu dilakukan. Jangan sampai timbul masalah-masalah yang selalu menjadi sorotan masyarakat. Kita semua tahu masalahnya besar, tidak bisa diserahkan kepada satu dua orang. Kita semua harus dukung," kata Wapres.

Seperti diketahui, masalah di lapas yang menjadi sorotan publik seperti kelebihan kapasitas, peredaran narkotika, dan kerusuhan. Terakhir, terjadi kerusuhan hingga pembakaran di Lapas Kelas II Palopo, Makassar.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Amir Syamsuddin mengatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan lapas. Salah satu langkah yakni tidak mempidanakan pengguna narkoba.

"Kita akan melakukan assesment awal terhadap para korban narkotika yang memenuhi lapas kita hampir setengahnya. Saya harapkan dalam hitungan hari akan ada semacam kesepakatan bersama antara seluruh pihak terkait, BNN (Badan Narkotika Nasional), Menkumham, Kapolri, Jaksa Agung, Mensos, dan Menkes," kata Amir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com