Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU: Pak Mulyana Sangat Menghargai Yuniornya

Kompas.com - 02/12/2013, 11:09 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa petinggi dan mantan petinggi negara terlihat hadir di rumah duka almarhum Mulyana Wira Kusumah sebelum jenazah dibawa ke Bogor untuk dimakamkan, Senin (2/12/2013). Mereka memberikan kesan-kesannya terhadap sosok mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut. Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, Mulyana merupakan sosok yang baik serta mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain.

"Beliau merupakan senior kami. Beliau mau diajak berdiskusi walaupun dengan yuniornya," katanya saat di kediaman almarhum di Batu Ampar, Condet, Jakarta.

Ia mengatakan, sebagai mantan anggota KPU, Mulyana juga perhatian terhadap proses penyelenggaraan Pemilu 2014. Menurut Kamil, Mulyana mengharapkan KPU tetap bertindak otonom, mandiri, dan independen. Terkait dengan wafatnya Mulyana, Husni mengakui mendapat informasi tadi malam.

"Saya terkejut juga karena kabar yang terakhir saya dapat, kondisi beliau membaik," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto yang turut hadir juga memberikan kesan-kesannya terhadap kriminolog Universitas Indonesia tersebut. Bambang yang juga rekan Mulyana di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai Mulyana sebagai sosok yang cerdas dan rendah hati.

Menurut Bambang, Indonesia kehilangan sosok sederhana yang telah mewarnai proses demokratisasi di Indonesia. Ia juga menilai Mulyana sebagai sosok yang apa adanya dan suka membantu banyak orang.

"Beliau harus dicontoh oleh banyak kalangan," ucapnya.

Hari ini, jenazah almarhum Mulyana Wira Kusumah diberangkatkan ke Ciomas, Bogor, sekitar pukul 09.45 untuk dimakamkan. Tadi malam, jenazah almarhum dibawa dari Meruya Ilir, Jakarta Barat, menuju Condet, Jakarta Timur, untuk disemayamkan dan dishalatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com