Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkalungkan Poster, "Bunda Putri" Sambangi KPK

Kompas.com - 15/11/2013, 15:56 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Seorang wanita yang mengaku sebagai Bunda Putri kembali menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (15/11/2013). Wanita yang bernama asli Syafnina Wati ini menuntut agar KPK mengusut pembangunan kembali gedung baru Sentral Pasar Raya Padang yang menggunakan anggaran Pemkot Padang tahun 2009.

"Tentang pembangunan Gedung SPR (Sentra Pasar Raya) yang dimufakatkan oleh wali kota Padang. Tanah tersebut bunyinya fasilitas umum, terminal, yang sudah dipindahtangankan kepada PT Cahaya Semaraya seluas 29.338 meter persegi," kata Syahnina di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Kedatangan perempuan berkerudung ini mengundang perhatian para pewarta. Syahnina dan seorang wanita lainnya tampak membawa poster bertuliskan "Bunda Putri Datang ke KPK" yang dikalungkan di lehernya.

"Saya biasa dipanggil Bundo Putri," kata Syahnina.

Kendati mengaku sebagai Bunda Putri, Syahnina menegaskan bahwa dia bukanlah Bunda Putri yang disebut-sebut dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi. Syahnina mengaku tidak mengenal mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq, yang menjadi terdakwa dalam kasus tersebut. Dia juga mengaku tidak kenal dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Yang saya kenal itu SBY, Si Buyung, anak saya," ucap Syahnina kemudian disambut tawa para pewarta.

Sekilas, penampilan Syahnina tidak mirip dengan Bunda Putri yang fotonya dengan para pejabat beredar melalui media beberapa waktu lalu. Hanya, poster yang dikalungkan di lehernya cukup menunjukkan bahwa dia dan temannya tengah berperan sebagai Bunda Putri. Syahnina dan seorang wanita lainnya mendatangi Gedung KPK dengan didampingi dua pria. Mereka kompak mengenakan pakaian putih. Kepada wartawan, mereka mengaku sebagai perwakilan Ikatan Pedagang Pasar Raya Kota Padang.

"Kami menagih janji KPK agar kasus Wali Kota Padang Fauzi Bahar segera dituntaskan dengan mengaudit anggaran pembangunan Sentral Pasar Raya dan memeriksa Wali Kota Padang Fauzi Bahar yang diduga di belakang layar," kata Syahnina seperti yang tertulis dalam selebaran yang dia bagikan di Gedung KPK.

Kedatangan wanita yang mengaku sebagai Bunda Putri ke Gedung KPK bukan kali ini saja. Akhir Oktober 2013, KPK kedatangan seorang wanita berkerudung yang juga mengaku sebagai Bunda Putri. Wanita itu bernama asli Raden Ayu Yenny Meliyana. Sama halnya dengan Syahnina, Yenny mengatakan bahwa dia bukanlah Bunda Putri yang disebut-sebut dalam kasus dugaan suap kuota impor daging sapi. Namun, Yenny mengaku kenal dengan sejumlah pejabat sama halnya dengan Bunda Putri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com