Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Parna Raya Bantah Terkait Proyek di SKK Migas

Kompas.com - 14/11/2013, 06:33 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Direktur PT Parna Raya Group Artha Meris Simbolon melalui kuasa hukumnya, Yulius Irawansyah, mengatakan perusahaan ini tidak pernah berhubungan bisnis dengan proyek-proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Bisnis yang digeluti PT Parna Raya Group adalah pada penyaluran solar bersubsidi.

"Kami ada, tapi bermain di penyaluran solar bersubsidi. Tapi itu bukan di SKK Migas. Kalau di Pertamina pun kami tidak. Kami pun bingung. Kami juga tidak pernah memiliki hubungan bisnis sama sekali dengan proyek-proyek dari SKK Migas," kata Yulius di Gedung KPK RI, Jakarta, Rabu (13/11/2013) malam.

KPK telah memeriksa Artha sebagai saksi untuk tersangka Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini, selama sekitar 12 jam. Sebanyak 33 pertanyaan diajukan penyidik kepadanya. Artha pun telah dicegah bepergian ke luar negeri.

Sebelumnya, KPK juga sudah menggeledah kantor Parna Raya di Menara Imperium, Jakarta. Di sana KPK menyita sejumlah dokumen terkait penyidikan kasus dugaan suap yang melibatkan Rudi. Menurut Yulius, dokumen itu juga tidak terkait kasus.

"Kami pikir kami tidak terkait dengan gratifikasi yang dilakukan Saudara Rudi. Jadi, barang bukti yang disita pun tidak ada korelasinya dengan kasus ini," kata Yulius. Menurut dia, bisnis Parna Raya berhubungan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terkait kepemilikan pabrik amonia. Namun, dia membantah ada suap ke kementerian itu.

Sebagai pengembangan kasus dugaan suap di SKK Migas, KPK membuka penyelidikan baru yang menyasar ke ESDM. "Kalau dengan ESDM tentu (berhubungan). Kami punya pabrik amonia. Kami butuh perizinan dan segala macam, itu Kementerian ESDM yang megang," kata Yulius.

Dalam kasus dugaan suap di SKK Migas, KPK menetapkan tiga tersangka, yaitu Rudi, pelatih golf Rudi yang bernama Deviardi, dan Komisaris PT Kernel Oil Private Limited (KOPL) Simon Gunawan Tanjaya. Diduga, Simon memberikan suap 900.000 dollar AS dan 200.000 dollar Singapura untuk Rudi melalui Deviardi.

Pemberian uang tersebut dilakukan agar Rudi Rubiandini menggunakan jabatannya untuk melakukan perbuatan tertentu terkait pelaksanaan lelang terbatas minyak mentah dan Kondensat Bagian Negara di SKK Migas. Di antaranya, agar menyetujui Fossus Energy Ltd sebagai pemenang lelang terbatas Kondensat Senipah Bagian Negara pada 7 Juni 2013 untuk periode bulan berikutnya.

Suap itu diduga juga berpengaruh terhadap persetujuan kargo pengganti minyak mentah Grissik Mix Bagian Negara untuk Fossus Energy Ltd periode Februari-Juli 2013, serta penggabungan lelang terbatas Minyak Mentah Minas/SLC Bagian Negara dan Kondensat Senipah periode Agustus 2013. Selain itu, suap diberikan agar Rudi kembali menyetujui Fossus Energy Ltd sebagai pemenang lelang terbatas Minyak Mentah Minas dengan Kondensat Senipah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com