Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Panglima TNI Main Opera...

Kompas.com - 12/11/2013, 14:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko ambil peran dalam opera bersama beberapa seniman kondang Indonesia seperti Butet Kertaradjasa, Marwoto, Edo Kondologit serta Djaduk Ferianto di Gedung Kesenian Jakarta, Senin (11/11/2013) malam. Acara tersebut pun berlangsung meriah. Siaran pers Puspen TNI yang diterima Kompas.com, Selasa (12/11/2013), menyebutkan, dalam opera tersebut, Moeldoko berperan sebagai Panglima TNI.

Dia kerap memberi nasihat soal kedisiplinan serta cinta Tanah Air ke generasi muda. Adegan yang paling penting adalah saat Panglima TNI memimpin kegiatan upacara bendera. Dengan tiang bendera setinggi sekitar empat meter, Moeldoko menyaksikan tiga Paskibraka mengerek bendera merah-putih dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Menurut Moeldoko, mengikuti upacara bendera merupakan aksi paling sederhana mengingat sejarah Tanah Air Indonesia. Penonton acara tersebut antusias melihat peran sang Panglima.

Turut hadir sebagai penonton ketua dan pengurus Osis se-DKI Jakarta, mahasiswa, veteran RI, personel TNI dan Lemhanas RI.

Seusai pertunjukan, Moeldoko menjelaskan, opera kebangsaan ini merupakan media penyampai pesan tentang sejarah sekaligus perjuangan bangsa Indonesia membentuk nilai kebangsaan serta menguatkan karakter bangsa untuk seluruh generasi mudanya. Ia mengatakan, generasi muda adalah agen perubahan dan sudah selayaknya harus mengerti dan tak boleh melupakan sejarahnya.

"Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah," ujar Panglima mengutip pernyataan Ir Soekarno.

Dengan mengambil peran dalam Opera Kebangsaan ini, Panglima ingin memberikan inspirasi kepada generasi muda bahwa sebagai bangsa besar harus optimistis untuk terus membangun Indonesia dengan baik dan jangan pernah mau tertinggal oleh bangsa lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com