Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunikasi Megawati dan Prabowo Terburuk, Jokowi yang Terbaik

Kompas.com - 06/11/2013, 17:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kemampuan komunikasi politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai paling buruk dibandingkan tokoh politik lain yang berpeluang menjadi calon presiden dalam Pemilu 2014. Sementara itu, tokoh dengan kemampuan komisi politik yang terbaik adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Untuk Megawati, Tjipta menjelaskan, komunikasinya sering dilakukan dengan konteks tinggi dan berpeluang membuat jarak sehingga sulit dimengerti. Selain itu, menurut Tjipta, Megawati juga jarang berbicara mengenai solusi.

"Komunikasi politik Mega sangat jelek. Mega ditanya sering senyum-senyum saja, sangat high context dan jarang memberikan solusi," kata Tjipta.

Tjipta menyampaikan hasil penelitiannya mengenai politisi yang memiliki komunikasi politik baik. Penelitian itu dilakukannya bersama dengan Lembaga Demokrasi Bertanggung Jawab baru-baru ini. Dalam penelitian tersebut, ia meneliti 11 nama politisi yang sering masuk dalam berbagai survei calon presiden sejumlah lembaga survei. Hasilnya, nama Joko Widodo berada di posisi teratas sebagai politisi yang memiliki gaya komunikasi politik sangat baik.

"Kenapa Jokowi, karena Jokowi bisa nempel dengan rakyat, bisa dekat dengan audiens, politisi lain enggak ada," kata Tjipta.

Jokowi memperoleh poin sebesar 85, dan di bawahnya secara berturut-turut diikuti oleh Jusuf Kalla (81), Prabowo Subianto (78), Anies Baswedan (75), Surya Paloh (73), Gita Wirjawan (70), Aburizal Bakrie (68), Wiranto (67), Dahlan Iskan (65), serta Megawati Soekarnoputri dan Pramono Edhie Wibowo yang masing-masing memeroleh poin sebesar 63.

Masalah yang diteliti hanya dibatasi pada kualitas komunikasi politik 11 tokoh tersebut dengan variabel komunikasi politik seperti konteks dengan bobot 35 poin, penampilan 15 poin, pesan 25 poin, bahasa nonverbal 15 poin, kualitas suara 5 poin, dan kecakapan dalam menyelipkan humor dalam setiap kesempatan 5 poin.

Sumber penelitian adalah pernyataan yang disaksikan melalui media internet, pidato, jumpa pers, wawancara dengan stasiun televisi, dan pernyataan atau tanya jawab dengan masyarakat. Waktu penelitian dimulai sejak 1 September hingga 25 Oktober 2013.

"Komunikasi politik memainkan peran sangar penting, namun calon yang bagus komunikasi politiknya tidak otomatis akan memenangkan pertarungan politik," ujar Tjipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com