Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajak Pendapat KOMPAS: Pemuda di Simpang Jalan

Kompas.com - 28/10/2013, 11:23 WIB

Oleh: YOHAN WAHYU

KOMPAS.com - Sejarah mencatat bagaimana pemuda memiliki peran sebagai aktor perubahan. Peran itu terutama terekam dalam episode sejarah pergolakan politik di negeri ini. Kini, modal sejarah tersebut diuji perkembangan zaman.

Publik menilai kaum muda saat ini berada di simpang jalan, tidak sepenuhnya ikut melebur dalam arus zaman, tetapi belum secara tegas menjelma menjadi aktor yang memberi inspirasi perubahan.

Pemuda, seharusnya, berkontribusi besar dalam memengaruhi pergolakan politik di negeri ini. Sumpah Pemuda, yang menjadi jejak sejarah monumental, menempatkan pemuda sebagai entitas penting. Momentum tersebut menjadi penanda dan batas antara era pencarian dan penegasan jati diri sebagai sebuah bangsa. Peneliti sejarah, Keith Foulcher (2000), menyebut Sumpah Pemuda sebagai hasil akumulasi nilai dan ideologi.

Pergolakan politik pada pertengahan tahun 1960 menyeret pemuda dalam pusaran perebutan kekuasaan. Dalam hegemoni rezim militer, kaum muda ikut serta menggulingkan kekuasaan Soekarno dan menegakkan negara Orde Baru (Suryadi Rajab dalam Prisma, 1991).

Namun, selama tiga dasawarsa selanjutnya, kaum muda tak luput dari pergulatan bersama kelompok-kelompok marjinal menentang otoritarianisme Orde Baru. Puncak perlawanan mengkristal dalam gerakan mahasiswa dan rakyat menuntut lengsernya Soeharto pada tahun 1998.

Zaman pun berubah. Dalam level tertentu, kebebasan politik digenggam dan kaum muda bisa lebih leluasa berkiprah di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Namun, tantangan baru pun menghadang generasi muda. Globalisasi dan perkembangan teknologi telah membuka peluang bagi pemuda untuk berkembang. Di sisi lain, perubahan ini dalam beberapa hal telah ikut ”menjinakkan” taring ideologi perlawanan yang pernah lekat dalam kehidupan kaum muda.

Persoalan bangsaKini, persoalan kepemudaan tenggelam dalam isu-isu besar yang mewarnai kehidupan sosial dan politik negeri ini. Sejumlah hasil riset, termasuk jajak pendapat Kompas, mengungkap tentang rendahnya kepercayaan publik pada institusi hukum dan politik. Kondisi ini turut memengaruhi penyikapan publik pada isu-isu terkait pemuda.

Penilaian publik pada peran pemuda, terutama pada persoalan kebangsaan dan kenegaraan, cenderung dinilai masih jauh dari harapan. Hasil jajak pendapat Kompas pekan lalu merekam bagaimana publik menilai peran pemuda saat ini belum memadai dalam sejumlah bidang. Dalam urusan mengamalkan Pancasila sebagai ideologi negara, misalnya, 73,6 persen responden memandang pemuda tidak ikut ambil bagian dalam mewujudkan butir-butir sila dalam Pancasila.

Hasil jajak pendapat juga merekam bagaimana ingatan tentang makna Sumpah Pemuda mulai tergerus dari benak kaum muda. Responden dari kalangan muda yang berusia 17-30 tahun mengakui bahwa tonggak perjuangan dan kebangkitan bangsa dimotori para pemuda. Namun, ironisnya, responden dari kelompok usia ini juga menemui kesulitan menyebutkan dengan benar dan berurutan tiga isi Sumpah Pemuda. Hanya 9,4 persen responden yang menyebutkan dengan benar isi Sumpah Pemuda.

Kondisi ini tidak lepas dari kecenderungan minat dan perhatian pemuda saat ini pada hal-hal yang bersifat praktis. Hasil survei Kompas tahun 2011 dan 2012 merekam luruhnya orientasi sosial kalangan muda. Dua pertiga bagian responden saat itu menyatakan kuatnya orientasi pribadi pemuda. Tak hanya itu, kelompok responden dari kalangan muda sendiri menyatakan bahwa orientasi kehidupan mereka lebih difokuskan pada pencapaian diri ketimbang terlibat pada persoalan sosial di masyarakat.

Orientasi pemuda yang semakin praktis ini tidak lepas dari derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang semakin terbuka dan kompetitif. Imbasnya, persoalan yang dihadapi pun semakin beragam.

Publik melihat hal utama yang menjadi tantangan berat pemuda saat ini adalah narkoba (26,4 persen) dan rendahnya akhlak (15,5 persen).

Data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar kasus narkoba menjadikan usia produktif sebagai sasaran. Catatan Polri mengungkapkan bahwa 48,7 persen pelaku narkoba pada triwulan I-2012 adalah pemuda, baik sebagai pengedar maupun pengguna. Sebagian besar berada dalam rentang usia 25-29 tahun.

OptimistisDi samping penilaian tentang orientasi diri kaum muda yang cukup kental, publik tetap memandang optimistis terhadap kiprah para pemuda di masa depan.

Hampir semua responden menyatakan masih banyak pemuda yang memiliki integritas dan kepekaan sosial tinggi. Kelompok ini, menurut responden, berpotensi menjadi pemimpin nasional di masa depan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama 'Saya Ganti Kalian' di Era SYL

Saksi Ungkap soal Grup WhatsApp Bernama "Saya Ganti Kalian" di Era SYL

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Jokowi Bakal Tinjau Langsung Pengelolaan Blok Rokan Pekan Ini

Nasional
Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Soal Jampidsus Dikuntit Densus 88, Anggota Komisi III DPR: Tak Mungkin Perintah Institusi

Nasional
SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

SYL Disebut Pernah Perintahkan Kirimkan Bunga dan Kue Ulang Tahun untuk Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

UKT Batal Naik, Stafsus Jokowi Dorong Dasar Hukumnya Segera Dicabut

Nasional
Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Pemilu 2024, Menghasilkan Apa?

Nasional
20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

20 Tahun Perkara yang Ditangani KPK Terancam Tidak Sah gara-gara Putusan Gazalba Saleh

Nasional
Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Ditawari oleh Anak SYL, Wambendum Nasdem Akui Terima Honor Rp 31 Juta Saat Jadi Stafsus Mentan

Nasional
Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Di Sidang SYL, Partai Nasdem Disebut Bagikan 6.800 Paket Sembako Pakai Uang Kementan

Nasional
Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Narkopolitik, Upaya Caleg PKS Lolos Jadi Anggota Dewan di Aceh Tamiang

Nasional
Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Cucu SYL Bantah Pakai Uang Kementan untuk Biayai Perawatan Kecantikan, tapi...

Nasional
Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Ahmad Sahroni Disebut Kembalikan Uang Kementan Rp 820 Juta untuk NasDem Usai Diminta KPK

Nasional
Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Anak SYL Akui Terbiasa Terima Fasilitas Tiket Pesawat dari Kementan, Hakim: Tahu Tidak Itu Kebiasaan Buruk?

Nasional
ICW Desak KPK Ajukan Banding Usai Hakim Bebaskan Gazalba Saleh di Putusan Sela

ICW Desak KPK Ajukan Banding Usai Hakim Bebaskan Gazalba Saleh di Putusan Sela

Nasional
MA Tunggu Aduan KPK, Usai Meminta Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh Diperiksa

MA Tunggu Aduan KPK, Usai Meminta Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com