Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Ekonomi Kabinet SBY Paling Dikeluhkan

Kompas.com - 20/10/2013, 15:30 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Hasil survei Pol-Tracking Institute menunjukkan mayoritas responden atau 51,5 persen menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Kinerja di bidang ekonomi yang paling banyak dikeluhkan publik.

Direktur Eksekutir Pol-Tracking Institute Hanta Yuda mengatakan, sebanyak 71 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja pemerintah di bidang ekonomi. Hanya 21 persen responden yang mengaku puas, 7 persen menjawab tidak tahu, dan 1 persen tidak menjawab.

"Ketidakpuasan di bidang ekonomi tergambar jelas dari perspektif terhadap harga-harga kebutuhan pokok yang semakin mahal dalam beberapa bulan terakhir," kata Hanta saat jumpa pers hasil survei evaluasi pemerintahan SBY-Boediono di Jakarta, Minggu ( 20/10/2013 ).

Selain ekonomi, tambah Hanta, mayoritas publik tidak puas dengan kinerja pemerintah di bidang hukum. Sebanyak 58 persen mengaku tidak puas dengan penegakan hukum. Hanya 24 persen yang mengaku puas, 17 persen tidak tahu, dan 1 persen tidak menjawab.

Hanta menjelaskan, penilaian itu muncul setelah belum terlihatnya sinergi antara Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK dalam menuntaskan mega skandal korupsi. Selain itu, terjeratnya para pejabat negara dalam kasus korupsi membentuk persepsi publik terhadap kinerja pemerintah di bidang hukum.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan Wakil Presiden Boediono dalam acara Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2013, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (28/1/2013). Raker tahunan yang mengambil tema Indonesia Bisa Lebih Baik Lagi tersebut selain diikuti oleh Menteri Kabinet Bersatu II, juga oleh Gubernur dan Walikota/Bupati se-Indonesia.

Di bidang lain, ketidakpuasan juga terlihat dalam keamanan. Sebanyak 46 persen responden mengaku tidak puas terhadap kerja aparat untuk menjaga keamanan. Sebanyak 41 persen mengaku puas, 12 persen tidak tahu, dan satu persen tidak menjawab.

Di bidang keamanan, ada beberapa hal yang mempengaruhi persepsi publik. Pertama, masyarakat belakangan ini resah akibat banyak terbunuhnya para anggota polisi.

"Hal ini penting karena polisi sebagai simbol penjamin keamanan seolah jatuh dan lumpuh. Kedua, tingkat kriminalitas yang terjadi di beberapa daerah dirasakan masyarakat masih tinggi," kata Hanta.

Dari hasil survei, pemerintahan SBY-Boediono diapresiasi di dua bidang, yakni pendidikan dan kesehatan. Sebanyak 48 persen responden mengaku puas terhadap terhadap kerja pemerintah di bidang kesehatan. Sebanyak 43 persen mengaku tidak puas, 8 persen tidak tahu, dan 1 persen tidak menjawab.

Menurut Hanta, persepsi publik tersebut menyangkut biaya pengobatan dan pelayanan kesehatan. Persepsi itu juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah.

Adapun di bidang pendidikan, sebanyak 53 persen mengaku puas. Sebanyak 37 persen merasa tidak puas, 9 persen tidak tahu, dan 1 persen tidak menjawab.

"Tingkat kepuasan di bidang pendidikan disebabkan semakin meningkatnya insentif kepada para pendidik maupun besarnya anggaran pendidikan dalam membantu para peserta didik yang kurang mampu," kata Hanta.

Hanta menambahkan, data tersebut bisa menjadi bahan bagi pemerintah untuk memperbaiki kinerjannya di sisa satu tahun pemerintahannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com