Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Sempit, Pandangan Amien Rais soal Jokowi!

Kompas.com - 26/09/2013, 09:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais terhadap Joko Widodo alias Jokowi merupakan pandangan yang sempit. Dalam pernyataannya, Amien menyamakan Jokowi, yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta, dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Menurutnya, keduanya dipilih hanya karena popularitas.

“Pernyataan Pak Amien Rais yang membandingkan Jokowi dengan Presiden Estrada sangatlah tidak tepat. Pandangan Pak Amien berangkat dari pemahaman yang sempit bahwa menjadi presiden adalah urusan orang per orang, dan hanya diukur dari basis elektabilitas,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, saat dihubungi, Kamis (26/9/2013).

Hasto menjelaskan, menjadi presiden adalah urusan bersama karena undang-undang mensyaratkan calon presiden harus diusulkan oleh partai politik. Oleh karena itu, kata Hasto, PDI Perjuangan memandang sosok capres tak bisa dilepaskan dari garis partai yang telah mencalonkannya.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto di Gedung MK, Jakarta, Senin (1/4/2013).
“PDI Perjuangan jelas ikut bertanggung jawab terhadap baik buruknya kepemimpinan Jokowi. Atas dasar hal tersebut persepsi positif rakyat terhadap Jokowi harus dilihat tidak hanya karena kinerja dan karakter kepemimpinan Jokowi yang menyatu dengan rakyat, tapi juga buah dari pembumian dari sikap politik partai,” kata Hasto.

Dia mengungkapkan, PDI Perjuangan bangga dengan model kepemimpinan yang diterapkan Jokowi. Jokowi dianggap telah memperjuangkan rakyat kecil dalam kebijakan-kebijakannnya. Ia memberi contoh, soal perhatian Jokowi dalam menata PKL, memberikan kartu sehat, dan kartu pintar. Selain itu, Jokowi juga telah menata waduk Pluit dan lebih memilih transportasi publik daripada kebijakan mobil murah.

“Kepemimpinan Pak Jokowi bukanlah kepemimpinan individual sebagaimana Pak Amien Rais ungkapkan. Kepemimpinan Jokowi merupakan buah dari pemahaman yang mendalam terhadap kondisi rakyatnya yang masih kesulitan untuk sekadar mendapatkan kehidupan yang layak secara kemanusiaan,” ujarnya.

Kritik Amien Rais

Sebelumnya, saat mengisi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013), Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaannya, menurut Amien, mereka dipilih karena populer.

Menurutnya, Estrada terpilih sebagai presiden karena popularitasnya sebagai bintang film di Filipina. Namun, kata Amien, ia hanya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina setelah digulingkan melalui kudeta dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.

"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien.

Ia berharap, Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014 hanya karena popularitasnya. "Jokowi memang tidak separah Joseph Estrada, tapi jangan memilih dia karena popularitasnya saja," kata Amien.

Amien mengungkapkan, saat dipimpin Jokowi, Solo merupakan salah satu kota termiskin di Jawa Tengah. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Solo selama hampir dua periode, sebelum memutuskan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.

"Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus. Tapi Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas," ujarnya.

Pernyataan "pedas" Amien Rais soal Jokowi bukan kali ini saja. Sebelumnya, ia mempertanyakan nasionalisme Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com