Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Wajib Buka Data Pemilih ke Pemerintah, DPR, dan Bawaslu

Kompas.com - 25/09/2013, 07:29 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com — Banyak pihak masih meragukan akurasi dan kesahihan daftar pemilih yang dimutakhirkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karenanya, KPU diminta membuka dan membuktikan akurasi data pemilih itu di hadapan pemerintah, DPR, dan Badan Pengawas Pemilu, sebelum menetapkannya.

"Kami minta KPU mengecek keseluruhan data pemilih. DPT (daftar pemilih tetap, red) bisa ditetapkan dan diumumkan kepada publik sepanjang diyakini akurasinya tinggi. Ya (sebelum ditetapkan) harus ditunjukkan dulu kepada DPR dan pemerintah), termasuk juga kepada Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu)," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo usai rapat tertutup antara DPR, Kementerian Dalam Negeri, KPU, dan Bawaslu, Rabu (25/9/2013), di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat.

Arif menekankan hal itu untuk memastikan akurasi daftar pemilih yang seyogianya ditetapkan 23 OKtober 2013 mendatang. Akurasi itu berarti, kata dia, tidak ada lagi data ganda atau satu pemilih tercatat lebih dari satu kali. "Dan, (saat ini) masih ada warga negara yang berkategori pemilih yang belum terdaftar. Itu tugas KPU memasukkannya dalam daftar pemilih," tegas anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.

KPU, ujar Arif, akan terus diajak untuk membuktikan bahwa mereka telah memperbaiki atau memutakhirkan data pemilih. "Dan bisa meyakinkan semua pihak, baik pemerintah maupun Komisi II DPR, bahwa proses pemutakhiran berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan hasilnya adalah DPT yang akurat," tutur dia.

Untuk lebih memastikan akurasi data pemilih, kata Arif, DPR bersama pemerintah dan Bawaslu akan terjun langsung ke lapangan untuk mengecek daftar pemilih di daerah dan proses pemutakhirannya. Pengecekan, ujar dia, akan dilakukan secara acak.

Arif berharap persoalan karut-marut DPT pada Pemilu 2009 tidak terulang. Apalagi, ujar dia, persoalan DPT juga akan berimbas pada masalah penyediaan logistik pemilu, rekapitulasi suara, hingga penghitungan alokasi kursi DPR untuk para peserta pemilu.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, kementeriannya juga turut menguji akurasi data pemilih yang diperbarui KPU. "Kami cek, apakah data KPU itu sudah masuk ke sistem. Kami cek sampai dijamin akurasinya," ujar dia pada kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com