Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Bakal "Kekeuh" Ajukan Ruhut Jadi Ketua Komisi III

Kompas.com - 24/09/2013, 18:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Demokrat akan tetap mengajukan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meski mendapatkan penolakan dari pihak internal Komisi III. Hal tersebut diungkapkan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan saat dihubungi, Selasa (24/9/2013).

"Ini adalah hak Partai Demokrat. Kami akan tetap dorong Pak Ruhut," ujar Sjarifuddin Hasan.

Dia menilai penolakan yang dilakukan sejumlah anggota Komisi III tendensius karena sudah menghakimi Ruhut. Oleh karena itu, Sjarifuddin menyatakan Fraksi Partai Demokrat yang akan menyelesaikan persoalan penolakan tersebut.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan

Seharusnya, Ruhut dilantik sebagai Ketua Komisi III, Selasa (24/9/2013). Namun, pelantikan ditunda karena belum adanya kata mufakat dari anggota komisi atas penunjukan Ruhut sebagai ketua komisi oleh Fraksi Partai Demokrat. Ia menggantikan Gede Pasek Suardika.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyayangkan penolakan tersebut. Ramadhan tidak menduga penolakan Komisi III terhadap Ruhut bisa sampai membuat Ruhut batal dilantik. Ia meyakinkan partai lain untuk percaya saja kepada Partai Demokrat yang sudah menunjuk Ruhut.

"Beliau oleh ketua harian dan ketua fraksi sudah ditugaskan untuk menjadi Ketua Komisi III, jadi sudah ada asumsi Ruhut bisa handle tugas-tugas itu. Bahwa ada kejadian seperti ini, kami tidak menduga," ucap Ramadhan.

Penolakan Ruhut

Interupsi demi interupsi terjadi dalam proses pelantikan Ruhut Sitompul sebagai Ketua Komisi III, Selasa (24/9/2013) siang. Sejumlah anggota yang menentang Ruhut menjabat ketua komisi mengungkapkan argumentasinya, mulai dari kritik personal hingga ragu akan kemampuan politisi Partai Demokrat itu. Ruhut pun menjadi bulan-bulanan.

Interupsi pertama dilakukan oleh politisi Partai Hanura, Sarifudin Sudding. Sudding mengatakan, fraksinya menolak penunjukan Ruhut sebagai Ketua Komisi III.

"Saya tak ingin Komisi III jadi komisi dagelan atau komisi badut. Saya selalu jaga marwah (kehormatan) Komisi III. Saya pribadi dan fraksi menolak penunjukan Ruhut," ujar Sudding.

Ia meminta agar Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso segera menerapkan Pasal 52 Ayat 2 dan Ayat 3. Dalam ayat tersebut, menurut Sudding, pemungutan suara akan langsung dilakukan jika musyawarah tidak tercapai.

KOMPAS.com/Indra Akuntono Suasana pelantikan Ketua Komisi III DPR, Selasa (24/9/2013), di Gedung Parlemen, Jakarta.

"Itu jelas. Jika tak mencapai mufakat maka berdasarkan suara terbanyak," kata Sudding.

Hal senada juga disampaikan politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo. Sementara itu, politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, mengkritik pernyaataan-pernyataan Ruhut yang kerap menimbulkan kontroversi.

"Dia sempat katakan kalau Komisi III adalah komisi korupsi. Sekarang tunjukkan siapa yang korup? Saya tidak terima komisi ini disebut begitu," ujar Desmond.

Desmond sebelumnya juga sempat mengungkit masalah rumah tangga Ruhut yang tidak patut menjadi contoh. Selain itu, politikus PKS Aboebakar Al-Habsy mengatakan, penentuan siapa yang akan menjabat ketua Komisi III menjadi hak Partai Demokrat sehingga penetapan Ruhut sebagai ketua komisi harus dihargai.

Meski demikian, Aboebakar meminta pimpinan DPR untuk kembali mempertimbangkan karena banyaknya penolakan terhadap keputusan Partai Demokrat.

"Saya lihat ini suaranya sudah terlalu besar, nanti suasananya akan seperti apa. Urusan Pak Ruhut kalau banyak penolakan akan susah bikin undang-undang. Jadi, kami usulkan kami kembalikan ke Fraksi Partai Demokrat untuk mencari yang bisa diterima kami semua," katanya.

Politikus PPP Nurdin Mukli meminta agar Ruhut lebih baik mundur. Nurdin pun mengaku menerima banyak pesan yang merasa "risih" dengan penetapan Ruhut sebagai Ketua Komisi III.

"Pak Ruhut lebih terhormat kalau mundur," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com