Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Anis Matta: Belanja Tas Louis Vuitton, Fathanah Minta "Dibayarin" Dulu

Kompas.com - 12/09/2013, 14:53 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Saldi Matta, adik kandung Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, mengaku pernah meminjamkan sejumlah uang kepada terdakwa kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah. Salah satunya, Saldi pernah diminta membayarkan barang belanjaan Fathanah di Senayan berupa tas merek Louis Vuitton seharga Rp 20 juta serta jas dan pakaian merek Ermenegildo Zegna seharga Rp 5,2 juta.

"Saya yang bayar tas merek Louis Vuitton Rp 20 juta. Tapi, itu dia pinjam," ujar Saldi saat bersaksi untuk Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Fathanah beralasan kartu kreditnya saat itu sedang diklaim. Dia menghubungi Saldi yang saat itu juga berada di Senayan bersama istrinya.

"Dia bilang minta tolong pinjam uang untuk bayar barang belanjaan di Zegna Rp 5,2 juta. Waktu itu saya sedang jalan bersama istri. Saya langsung mampir dan bayar pakai kartu debit saya," terangnya.

Saldi menjelaskan, beberapa hari setelah itu, Fathanah membayar utangnya dan mentransfer sebesar Rp 26 juta.

"Semuanya sudah dikembalikan. Total yang ditransfer Rp 26 juta," ucapnya.

Dalam dakwaan sebelumnya, Fathanah juga tercatat melakukan transaksi keuangan untuk membeli tas mahal, antara lain Rp 112,5 juta melalui transfer M-banking sebanyak tujuh kali untuk pembelian beberapa tas merek Louis Vuitton, Rp 44,6 juta melalui transfer M-banking sebanyak empat kali untuk pembelian beberapa tas merek Burberry, serta Rp 46,2 juta melalui transfer M-banking sebanyak empat kali untuk pembelian tas merek Gucci.

Seperti diketahui, Ahmad Fathanah bersama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq didakwa menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut Rp 1,3 miliar. Keduanya juga didakwa tindak pidana pencucian uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com