Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhut: Tak Mudah Beri Penjelasan ke Harrison, Dia Emosional

Kompas.com - 10/09/2013, 12:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengeluhkan sikap aktor Hollywood, Harrison Ford, saat melakukan wawancara dengannya terkait proyek pembuatan film dokumenter di Indonesia. Zulkifli menuturkan, dalam wawancaranya dengan Ford, aktor tersebut menilai hutan Indonesia sudah rusak parah, Taman Nasional Tesso Nilo di Riau, misalnya, dirambah dan pelakunya tidak ditangkap, serta ada izin restorasi ekosistem (RE) belum keluar.

"Saya memahami orang Amerika ini baru datang ke tempat kita melihat Tesso Nilo dan maunya yang melanggar ya ditangkap hari ini juga. Tidak mudah menjelaskan kepada Harrison. Dia emosional. Tadi, saat wawancara, emosinya tinggi. Saya maklum dengan kecintaan dia terhadap satwa, lingkungan, dan rain forest Indonesia," katanya usai pertemuan dengan Harrison Ford,  seperti dikutip dari Antara.

Setelah itu, Zulkifli menjelaskan kepada Ford bahwa kerusakan hutan di Indonesia ini ditangani bertahap. Kebijakan untuk menindak perambah tidak lagi dengan kekerasan, tetapi dengan kesejahteraan, seperti menyediakan lahan untuk usaha agar para perambah tidak lagi merambah hutan.

"Waktunya terbatas untuk menjelaskan. Saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya, sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu, walaupun beda pengertian, tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan akting diwawancara," kata Menhut.

Meski demikian, Zulkifli menegaskan, dirinya tidak khawatir apabila hasil tayangan yang dibesut Ford akan menjelekkan Indonesia.

"Sekarang orang bebas saja, kalau enggak boleh meliput, kan bisa cari di mana saja. Tidak ada yang kami tutup-tutupi," ujarnya.

IST Harrison Ford

Sementara itu, awak media, baik elektronik maupun cetak, yang telah menunggu hasil pertemuan tersebut ternyata harus kecewa karena Harrison Ford langsung meninggalkan Kementerian Kehutanan dan enggan diwawancara, padahal sudah ditunggui selama tiga jam. Acara menanam pohon yang sudah disiapkan di lingkungan Kementerian Kehutanan pun batal dilakukan. 

Harrison disebut berulah

Sebelumnya, seperti dikutip dari Tribunnews, pemain film Indiana Jones itu mendatangi Kementerian Kehutanan, Jakarta, untuk melakukan wawancara film dokumenter berjudul Years of Living Dangerously tentang perubahan iklim di Riau. Harrison disebut membuat kesal Zulkifli sehingga keduanya sempat bersitegang.

Menurut Staf Khusus Presiden, Andi Arief, Zulkifli tersinggung dengan ulah tak sopan aktor kenamaan itu.

"Menteri Kehutanan tadi bercerita saat Harrison Ford, aktor pemeran Indiana Jones, datang ke kantornya mewawancarai dirinya," kata Andi dalam tulisan di Facebook beberapa jam yang lalu.

Andi Arief mengatakan, Menhut sempat menceritakan kepadanya bahwa sebagai tuan rumah yang baik, dia berharap ada diskusi kecil sebelum pengambilan gambar wawancara karena belum pernah bertemu sebelumnya.

"Menhut kaget tanpa ada pembicaraan sedikit pun begitu rombongan masuk langsung ambil gambar dan wawancara seperti orang emosional dan pertanyaannya menyerang," kata Andi Arief.

Menurut Andi Arief, Menhut mengatakan bahwa wawancara seperti itu biasa dihadapinya. Namun, dia juga mempertanyakan etika wawancara untuk sebuah film.

"Menhut juga bercerita sejak di ruang tunggu, ada gelagat tidak sopan," tambahnya.

Andi Arief menambahkan, dari CCTV, terlihat Harisson Ford naik ke meja ruang tunggu dan melompat berkali-kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com