Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Pemikiran Soekarno...

Kompas.com - 07/09/2013, 02:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo mendapat tugas membacakan "Dedication of Life", sebuah coretan pesan Soekarno yang ditulis pada 1966.

Mengaku menghayati sepenuhnya naskah tersebut, Jokowi yang namanya tengah melambung dalam berbagai survei sebagai "kandidat idaman" untuk menjadi calon presiden berjanji akan selalu menerapkan pemikiran Soekarno.

"Pemikiran Soekarno masih sangat relevan (sampai sekarang)," kata Jokowi, di lokasi rakernas, Jumat (6/9/2013) malam. Dia berpendapat, bila pemikiran Soekarno diterapkan dari dulu, maka tak akan ada cerita tentang impor seperti sekarang. "Di bidang politik kita (juga) akan lebih berwibawa, tidak seperti sekarang," tegas dia.

Saat ditanya apakah dia akan menerapkan gagasan Soekarno bila suatu ketika menjadi Presiden, Jokowi berjanji akan melakukannya. Dia mengatakan saat ini pun gagasan Soekarno sudah mulai dia terapkan dalam lingkup kecil. "Ini sudah diterapkan dari dulu, cuma (baru) di lingkup Jakarta," kata dia.

Berikut ini adalah naskah "Dedication of Life" yang dibacakan Jokowi:

Saya adalah manusia biasa.
Saya dus tidak sempurna.
Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah Dedication of Life ku.

Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafaf hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal hidup dalam seluruh gerak hidupku.
Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa.
Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia dan manfaat

--Soekarno, 10 September 1966.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan Jokowi diminta membacakan naskah tersebut bukan tanpa maksud. "Kenapa Pak Jokowi yang membaca? Karena, itu sebuah makna bahwa regenerasi berjalan dan pasti berlanjut," ucap Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com