Wajah Puan yang awalnya sumringah mendadak memerah dan dari kedua matanya berlinang air mata saat membedah buku berjudul "Pak Taufiq dan Bu Mega" karya jurnalis Rahmat Sahid itu. Ia tak kuasa menahan tangis saat membaca halaman 135 buku itu mengenai "Cerita Makan, Film, dan Politik" yang mengupas keseharian keluarga Taufiq dan Megawati.
"Hari-hari ini (saat itu) yang terlihat di keluarga kami bertiga, kemudian sekarang berkurang, hanya tinggal Ibu (Megawati) dan saya. Tentu juga saya harus mengatakan kami memang keluarga politik," kata Puan, sambil mengambil sehelai tisu untuk menyeka air matanya.
Dalam kesempatan ini, Puan juga bercerita bahwa saat kongres PDI Perjuangan yang digelar di Bali beberapa tahun lalu, ia bersama Taufiq kompak mendukung Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Saat itu, kata Puan, muncul dinamika di internal PDI Perjuangan yang sangat tajam, terlebih saat muncul wacana dirinya akan dijadikan Wakil Ketua Umum PDI Perjuangan.
Menurut Puan, dalam kongres itu seperti terjadi dua faksi terkait Ketua Umum PDI Perjuangan berikutnya antara Taufiq Kiemas dan Megawati. Namun, dalam kesempatan yang sama, Taufiq meminta Puan untuk mendukung Megawati menjadi ketua umum. Untuk urusan politik, Puan mengaku ditempa keras oleh kedua orangtuanya. Pesannya sangat tegas, dalam politik tak ada waktu mengeluh apalagi menangis. Bagi Puan, Taufiq dan Megawati ibarat dua sayap yang melindunginya.
"Bahwa ada mama, papa dan saya. Jadi ya sudah, kalau orang lain bisa dipecah-pecah, dipisah-pisah, kami bertiga tidak akan bisa dipecah," ujarnya.
Dalam keluarganya, Puan mengaku sebagai anak yang sangat disayangi Taufiq. Sebagai orangtua, Taufiq dianggapnya sangat frontal dalam menunjukkan rasa sayang kepadanya. Hal ini berbanding terbalik dengan Megawati yang lebih tenang dan pandai menahan emosi.
"Taufiq Kiemas itu sering telepon, sudah umur segini bisa 15 kali ditelepon sehari. Telepon terus, itulah bapak saya, dan itu jadi satu kehilangan buat kami semua," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.