JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono berpendapat sebaiknya Partai Golkar menetapkan calon wakil presiden setelah melihat perolehan Pemilu Legislatif 2014.
"Kita perhitungkan dong, jangan nekat (tetapkan cawapres)," kata Agung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/8/2013), ketika ditanya penetapan pendamping capres Aburizal Bakrie alias Ical di Pemilu 2014.
Agung mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mendorong para calon legislatif Golkar memenangkan Pemilu Legislatif 2014 dan menyosialisasikan Ical sebagai capres. Jika berhasil meraih 20 persen suara, maka Golkar, sesuai Undang-Undang Pilpres, bisa menetapkan cawapres sendiri.
Jika tidak, kata Agung, maka perlu koalisi untuk mengusung pasangan capres-cawapres. "Bisa partai-partai kecil gabung. Kalau dua partai besar bisa juga sepakat, apa salahnya. Kita atur kemudian lah, jangan sekarang," kata dia.
Seperti diberitakan, berdasarkan keputusan Rapimnas ke-III, Golkar memberikan mandat kepada Ical untuk memilih cawapres. Hanya, Ical diharapkan meminta pandangan dari internal Golkar terlebih dulu.
Mengenai waktu penetapan cawapres, internal Golkar terbelah tiga. Ada yang berpendapat sebaiknya ditetapkan saat ini. Ada juga yang meminta agar ditetapkan saat Rapimnas pada Oktober 2013. Pandangan lain, ditetapkan setelah Pileg 2014.
Ical masih enggan berkomentar banyak soal cawapres. Ia mengaku masih mempertimbangkan siapa yang akan dipilih dan kapan waktu yang tepat untuk mendeklarasikan. Ada beberapa nama yang didorong untuk menjadi pendamping Ical, di antaranya Sultan Hamengkubuwono X, Pramono Edhie Wibowo, Mahfud MD, Irman Gusman, hingga Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.