Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Agustus, Relawan Jokowi Akan "Culik" Megawati

Kompas.com - 15/08/2013, 09:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 alias Relawan Jokowi atau Bara JP akan "menculik" Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 16 Agustus mendatang. Aksi penculikan ini bukanlah kisah nyata, melainkan sebuah adegan yang akan dilakukan para relawan Jokowi sebagai simbol permohonan pada PDI Perjuangan untuk mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden. Ketua DPP Relawan Jokowi Roy Marten mengatakan, ini adalah replika sejarah ketika 16 Agustus 1945, pemuda "menculik" Soekarno ke Rengasdengklok, Karawang.

"Meski berbau parodi politik, kira-kira demikian isi sanubari masyarakat di seluruh Nusantara," ungkap aktor kawakan itu dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (14/8/2013).

Menurut Roy, pementasan itu dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Setelah pementasan, Roy mengatakan, ia akan menyampaikan orasi. Acara ini juga akan diikuti Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan yang turut bergabung dalam relawan Jokowi.

Deklarasi serupa juga akan dilakukan di Pontianak, TMP Tangerang, Kalimalang, dan Medan. Roy Marten tidak menampik adanya resistensi sebagian orang terhadap usulan Jokowi menjadi capres 2014.

"Tetapi, jawabannya sederhana. Jakarta kehilangan apa dan Indonesia dapat apa? Siapa saja yang menjawab pertanyaan ini dengan jujur, niscaya akan mendukung Jokowi (sebagai) presiden 2014," kata dia.

Ketua Panitia Syafti Hidayat mengatakan, Relawan Jokowi memilih merayakan Hari Kemerdekaan dengan cara ini sebagai media perjuangan untuk mewujudkan perubahan.

"Ide dasar Relawan Jokowi adalah perubahan. Jadi kami bukan bermula dari fanatik Jokowi, melainkan perubahan melalui Jokowi," ujar Syafti, yang juga salah satu Ketua DPP Relawan.

Menurut Syafti Hidayat, replika sejarah 1945 pada zaman sekarang dengan "menculik" Megawati ini seharusnya menjadi simbol pernyataan semua warga yang sadar politik, bukan hanya para relawan. Syafti menilai, saat ini Megawati menjadi King Maker yang didukung para pendukung fanatik Jokowi, yang kini sudah semakin bertambah.

Roy Marten menambahkan, selain melakukan deklarasi di sejumlah tempat komunitas, Relawan Jokowi juga sudah mulai menggalang dukungan secara konkret. Saat ini sudah ada 15 juta tanda tangan beserta fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) untuk petisi kepada PDI-P agar mengumumkan Jokowi sebagai capres 2014 sebelum pemilu legislatif (pileg).

"Tentu saja Relawan Jokowi akan mendukung PDI-P dalam pileg, asalkan sebelumnya sudah mengumumkan Jokowi menjadi capres," kata Roy Marten.

Petisi itu bisa dilakukan oleh masyarakat dengan mengirimkan e-mail ataupun melalui akun Facebook "Jokowi Presiden 7".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com